Fase pemeliharaan dapat dimulai ketika sudah ada perkembangan dan perbaikan dari gejala yang dialami. Â Pada fase ini, makanan-makanan yang awalnya dihindari mulai diperkenalkan kembali satu persatu berdasarkan toleransi dari tiap orang.
Tujuan dari fase ini adalah untuk mengidentifikasi makanan yang dapat menimbulkan gejala ulang. Sebaiknya kita mencoba satu jenis makanan dan memberikan jeda lima hingga tujuh hari sebelum mencoba jenis makanan lainnya. Hal ini akan memudahkan kita untuk melihat efek dari makanan tersebut terhadap gejala yang mungkin muncul.Â
Makanan yang akan dicoba kembalipun harus diberikan pada jumlah yang kecil terlebih dahulu dan bila responnya positif maka dapat kita lanjutkan pemberiannya.
Diet AIP ini mulai menjadi sorotan karena potensinya dalam membantu terapi autoimun. Meski demikian, dalam menjalani diet AIP ini sebaiknya kita berkonsultasi terlebih dahulu ke Dokter Spesialis Gizi atau profesional lainnya. Banyaknya restriksi makanan pada diet AIP ini beresiko membuat kekurangan nutrisi bila tidak dijalankan dengan benar.Â
Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam menjalani diet AIP terutama untuk mereka yang dalam kondisi malnutrisi maupun hamil dan menyusui.
Referensi
- Abbott R, Sadowski A, Alt A. Efficacy of the Autoimmune Protocol Diet as Part of a Multi-disciplinary, Supported Lifestyle Intervention for Hashimoto’s Thyroiditis. Cureus. 2019;.
- Chandrasekaran A, Groven S, Lewis J, Levy S, Diamant C, Singh E et al. An Autoimmune Protocol Diet Improves Patient-Reported Quality of Life in Inflammatory Bowel Disease. Crohn's & Colitis 360. 2019;1(3).
- Konijeti G, Kim N, Lewis J, Groven S, Chandrasekaran A, Grandhe S et al. Efficacy of the Autoimmune Protocol Diet for Inflammatory Bowel Disease. Inflammatory Bowel Diseases. 2017;23(11):2054-2060.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H