Abstrak
Artikel ini membahas bagaimana gerakan feminisme berperan di era digital dan bagaimana kemajuan teknologi informasi membantu perjuangan untuk kesetaraan gender. Feminisme menemukan ruang baru di era digital untuk menyuarakan hak-hak perempuan, keadilan gender, dan penolakan kekerasan dan diskriminasi berbasis gender. Media sosial dan internet telah berkembang menjadi alat yang berguna untuk kampanye, pendidikan, dan solidaritas internasional. Meskipun demikian, era internet juga membawa tantangan baru, seperti serangan internet dan pelecehan online terhadap aktivis feminis. Artikel ini melihat cara baru perjuangan feminisme di era teknologi dengan memahami manfaat dan efek teknologi ini.
Kata kunci: Feminisme, kesetaraan gender, aktivisme online, media sosial, dan era digital
PENDAHULUAN
Feminisme adalah ideologi dan gerakan sosial yang mendukung kesetaraan gender di berbagai aspek kehidupan. Menurut Freedman (2002), feminisme telah mengalami berbagai gelombang, juga dikenal sebagai "waves", sejak awal munculnya. Gelombang-gelombang ini menunjukkan pergeseran fokus dan strategi untuk mencapai tujuannya. Menurut McPherson (2019), era teknologi informasi saat ini menawarkan kesempatan baru bagi aktivis feminis, terutama melalui media sosial, yang memungkinkan kampanye, ide, dan solidaritas di seluruh dunia.
Namun, di balik kemajuan ini, feminisme menghadapi tantangan baru. Hal ini termasuk hoaks, serangan siber, dan pelecehan online yang sering menyasar aktivis perempuan (Jane, 2014). Tujuan dari artikel ini adalah untuk melihat bagaimana gerakan feminisme dipengaruhi oleh teknologi digital, serta kesulitan dan peluang yang dihadapi dalam perjuangan kesetaraan gender.
KAJIAN TEORI
1. Teori Feminisme dan Perkembangannya
Teori feminisme telah mengalami banyak perubahan sejak awalnya muncul pada abad ke-19. Pada awalnya, gerakan feminisme berkonsentrasi pada hak politik dan kesetaraan. Namun, seiring berjalannya waktu, gerakan ini mulai mencakup masalah sosial dan budaya juga. Salah satu bentuk gerakan feminis modern adalah feminisme digital, yang menekankan penggunaan teknologi sebagai alat untuk mendorong perubahan sosial (Haraway, 1985).
2. Feminisme Digital
Menurut Rentschler dan Thrift (2015), feminisme digital adalah jenis praktik feminisme yang bergantung pada media digital, seperti aktivisme online dan penggunaan media sosial untuk menyuarakan masalah feminisme. Praktik-praktik ini memungkinkan perempuan untuk lebih mudah mendapatkan informasi, berbagi pengalaman mereka, dan membangun jaringan solidaritas. Kampanye seperti #MeToo dan #TimesUp, misalnya, telah menunjukkan bagaimana media sosial dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran akan pelecehan seksual dan ketidaksetaraan gender.
METODE PENELITIAN