Mohon tunggu...
chintya mareta
chintya mareta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Keperawatan

Mahasiswi Keperawatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengenal Dimensia

21 Januari 2023   12:09 Diperbarui: 21 Januari 2023   12:10 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dimensia atau sering dikenal dengan pikun. Dimensia atau pikun merupakan proses penuaan yang abnormal dimana terjadi gangguan  tehadap daya ingat, cara berfikir, dan pengambilan keputusan pada lansia yang umunya terjadi pada usia 65 tahun (CDC, 2019).

Kondisi yang sering muncul pada seseorang yang mengalami dimensia diantaraya adalah gangguan kognitif dan psikologis, Perubahan kognitif yang terjadi adalah mengalami kehilangan memori, sulit untuk melakukan komunikasi, penurunan kemampuan penglihatan, sulit untuk memecahkan masalah, sulit mengkoordinasikan fungsi motorik, sering terlihat bingung, cenderung lupa akan kejadian yang baru dan justru mengingat ingatan dimasa lalu. Perubahan psikologis yang terjadi diantaranya adalah berubahnya kepribadian lansia, mengalami depresi, ansietas atau kecemasan, paranoia atau rasa curiga dan takut berlebihan., agitasi atau gelisah, dan mengalami halusinasi (Mayo Clinic, 2022).

 

Lalu apa yang menjadi faktor risiko seseorang mengalami dimensia ?

Menurut  Chen et al (2021) faktor risiko diantaranya adalah :

1. Penuaan

Usia seseorang yag menuju 65 tahun keatas lebih memiliki risiko tinggi mengalami dimensia. Setidaknya 2 dari 100 orang diusia 65 tahun -- 69 tahun mengalami dimensia. Penuaan merupakan penyebab terjadinya dimensia karena pada lansia secara bertahap akan mengalami penurunan fungsi tubuh yang menyebabkan penyakit sehingga terjadi kerusakan pada otak, seperti Alzheimer dan penyakit pembuluh darah lainnya. Sehingga dapat mempengaruhi pola fikir dan daya ingat seseorang.

2. Genetik

Dimensia merpakan salah satu kondisi yang dapat disebabkan oleh faktor keturunan.  Keluarga yang mengalami kondisi apolipoprotein E (APOE) lebih beresiko 4 kali untuk mengalami Alzheimer dimana Alzheimer merupakan adalah salah satu penyebab seseorang mengalami dimensia .

3. Jenis kelamin

Dimensia dikatakan lebih sering terjadi pada wanita terutama yang pada usia lebih dari 80 tahun. Akan tetapi hal ini belum diketahui alasan secara pasti.  Akan tetapi kemungkinan yang terjadi adalah gaya hidup dan hormone pada saat seorang Wanita mengalami menopause yang menebabkan menurunya hormone estergogen dan hormone progesteron.

4. Kondisi kesehatan

Kondisi Kesehatan seseorng dapat mempengaruhi terjadinya dimensia, diantaranya adalah Penyakit kardiovaskular (CVD), tekanan darah tinggi, aterosklerosis, dan diabetes tipe 2.

Kondisi yang mungkin terjadi adalah dimensia vascular yang terjadi akiat gangguan pada pembuluh darah

5. Gangguan pendengaran

Seseorang yang mengalami gangguan pendengarah akan cenderung mengalami Demensia yang biasanya dimulai saat berusia 40-65 tahun.

6. Cedera otak traumatis

Cedera otak traumatis (TBI) dapat menyebabkan Alzheimer dimana zat zat akibat cedera akan menumpuk dan berisiko mengembangkan demensia.

7. Gaya hidup

Seorang lansia yang memiliki gaya hidup sehat bakan beresiko lebih rendah engalami dimensia. Beberapa perilaku diataranya adalah aktivitas mental, fisik tidak merokok dan minum akohol secara berebihan, pola makan sehat

Maka dari itu perlu untuk dilakukan upaya pencegahan dimensia atau pikun pada lansia

Pencegahan yang dapat dilakukan menurut Mayo Clinic (2022) adalah :

1. Melakukan aktivitas atau permainan yang mampu  merangsang mental dan merangsang ingatan

2. Melakukann aktivitas fisik dan sosial seperti berinteraksi dengan lingkungan, berolahraga Bersama

3. Berhenti merokok untuk mengurangi gangguan pada pembuluh darah yang enyebabkan gangguan Kesehatan

4. Konsumsi vitamin yang cukup seperti vitamin B kompleks,  vitamin C, vitamin D yang bisa didapatkan dari sinar matahari ataupun suplemen suplemen. Konsumsi setiap hari juga dapat membantu.

5. Mengelola tekanan darah, kolesterol, kadar gula darah, dan control berat badan

6. Kurangi stress

7.  Menjaga pola makan yang sehat.

8. Tidur yang cukup dan berkualitas.

9. Mengobati masalah pendengaran.

Referensi :

CDC. (2019). Alzheimer's Disease and Healthy Aging. Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion. https://www.cdc.gov/aging/dementia/index.html#:~:text=Dementia is not a specific,a part of normal aging.

Chen, J. H., Lin, K. P., & Chen, Y. C. (2021). Risk factors for dementia. Journal of the Formosan Medical Association, 108(10), 754--764. https://doi.org/10.1016/S0929-6646(09)60402-2

Mayo Clinic. (2022). Dimentia. Mayo Clinic Health System. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dementia/symptoms-causes/syc-20352013

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun