Mohon tunggu...
Chintya Larasati
Chintya Larasati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Suatu karangan akan bermakna apabila pembaca memahami isi dari karanganya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Risalah Hati

16 November 2021   10:55 Diperbarui: 16 November 2021   11:00 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Disaat aku sendiri aku bertanya - tanya

Apa aku baik - baik saja?

Apa aku sedang bermimpi?

Ketika aku menoleh kebelakang

Aku sudah berjalan lebih jauh dari yang ku bayangkan

Aku sendirian, dan tiba - tiba aku merasa takut

Depresi? 

Itu yang aku takutkan

Teman, orang tua ku hanya menatap ku

Bagaimana? Aku harus apa?

Titik terendah dalam hidup ku

Aku tertekan

Hanya kesunyian ini lah teman hidup ku

Matahari tampak cerah di pagi hari

Sinar rembulan tampak indah di malam hari

Tapi, hanya kegelapan dan kesunyian yang aku rasakan

Setitik cahaya menyadarkan ku 

Air hujan menghilangkan bekas air mata ku

Kesedihan yang mendalam selalu menghantui ku

Akankah nanti kebahagian yang aku rasakan hanya ilusi ?

Bagaikan daun yang berguguran di musim semi

Aku takut terjebak pada nostalgia ku ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun