Peran seratus perak dan sekawannya memang tidak dituntut besar dalam memenuhi kebutuhan. Namun, jika dimanfaatkan dengan sistematik, uang pecahan dapat menyelamatkan pengeluaran-pengeluaran kecil yang dampaknya signifikan bagi keuangan rumah tangga.
Ditambah dengan keadaan yang penuh ketidakpastian ini, memaksa kita untuk menerapkan gaya hidup Prasojo-Sakmadyo, sebuah istilah Jawa dalam mengekspresikan hidup yang sederhana. Tentu, jauh dari gaya hidup nona-nona Jakarta yang identik dengan foya.
Berikut adalah langkah taktis dalam memanfaatkan uang logam dan strategi membina keuangan dalam menunjang kebutuhan berdasarkan pengalaman pribadi saya,
1. Mengutamakan Kebutuhan Pokok dan Mendesak
Point ini merupakan sebuah keharusan dalam lingkup umum dan mendasar karena diombang-ambing oleh keadaan yang tak pasti, mengajarkan kita untuk menghindari kemegahan.Â
Belajar menjadi manusia cerdas yang memprioritaskan kebutuhan dengan mengesampingkan keinginan merupakan keputusan yang paling benar. Belajar menahan diri untuk berbelanja kebutuhan sandang ataupun tersier dan segala hal yang hanya bertujuan untuk memenuhi kepuasan batin pribadi, utamakan kebutuhan sehari-hari untuk keluarga,
2. Menukarkan Uang Receh Dengan Uang Kertas
Dalam praktik ini, hanya berlaku saat uang logam sudah memberatkan dompet saya. Maka, harus saya tukarkan dengan uang kertas di swalayan atau supermarket terdekat. Setelah ditukarkan, bisa langsung saya manfaatkan untuk membeli kebutuhan sehari-hari di pasar tradisinonal dengan harga lebih murah. Â
3. Melakukan "Split on Budget" Untuk Membidik Tiga Jenis Barang Dengan Satu Anggaran Kebutuhan
Ini cara baru yang sudah saya terapkan beberapa hari belakangan ini. Hari pertama sedikit sulit, sampai satu minggu pun masih berusaha merangkak. Dibilang terpaksa sudah pasti. Tapi, saat saya evaluasi hampir setiap hari, cukup meringankan beban saya dan keluarga.
Cara ini pertama kali muncul dalam otak saya saat mengingat buku karangan Elizabeth Warren and Amelia Warren Tyagi yang berjudul "All Your Worth: The Ultimate Lifetime Money Plan". Buku tersebut berisikan cara untuk membagi anggaran secara kalkulatif berdasarkan penghasilan tiap bulan yaitu dengan persentase 50/30/20 dimana 50% untuk kebutuhan, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan. Namun, di sini saya sedikit berimprovisasi dengan cara saya sendiri.Â