Mohon tunggu...
Chintya Aulia
Chintya Aulia Mohon Tunggu... Arsitek - Mahasiswa

Mahasiswa Arsitektur Universitas Diponegoro Angkatan 2019

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengingat Masa Kecil! Mahasiswa KKN Undip Gabungkan Desain Taman dengan Permainan Tradisional Anak

12 Februari 2023   00:06 Diperbarui: 12 Februari 2023   00:13 1134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Visualisasi Balai Desa Dumeling Bagian Kanan Depan

Brebes (12/02/2023) -- Permainan tradisional adalah bentuk hiburan yang sudah ada sejak lama dan menjadi bagian dari budaya suatu masyarakat. Permainan ini biasanya dimainkan di luar ruangan dan tidak memerlukan alat teknologi atau gadget apapun. Permainan tradisional seperti bola, gasing, congklak, dan lainnya memiliki banyak manfaat bagi anak-anak seperti meningkatkan kemampuan fisik, kreativitas, sosialisasi, dan pemecahan masalah.

Di saat yang sama, kemajuan teknologi dan popularitas gadget seperti ponsel cerdas dan tablet telah memberikan dampak yang besar terhadap cara anak-anak bermain. Anak - anak saat ini seringkali lebih tertarik untuk bermain game daring atau menonton video daripada bermain permainan tradisional. Hal ini menyebabkan berkurangnya waktu yang mereka gunakan untuk bermain permainan tradisional, dan mempengaruhi keterampilan dan nilai-nilai yang mereka pelajari melalui bermain.

Walaupun begitu, permainan tradisional masih memiliki tempat yang penting dalam budaya dan pendidikan anak-anak. Mereka dapat membantu meningkatkan keterampilan motorik halus dan kreativitas, serta memberikan wawasan tentang budaya dan nilai-nilai lokal. Oleh karena itu, penting untuk menjaga eksistensi dan popularitas permainan tradisional dan memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk tetap terlibat dengan permainan ini.

Melatarbelakangi hal tersebut, mahasiswa Tim 1 KKN Undip Periode 2022/2023 atas nama Chintya Aulia Haninditha dari jurusan Arsitektur membuat inovasi baru mengenai rancangan desain taman balai desa dengan konsep yang bertemakan permainan tradisional sebagai sarana terbuka hijau untuk masyarakat, anak -- anak, dan perangkat desa. Taman yang didesain ini memasukkan unsur -- unsur permainan tradisional yang bertujuan untuk melestarikan dan mengenalkan permainan tradisional kepada anak -- anak untuk mengurangi penggunaan gadget. Selain itu, taman ini juga dapat digunakan untuk tempat relaksasi bagi masyarakat sekitar.


360 panorama Taman Balai Desa Dumeling

Perancangan ini juga dibuat dikarenakan potensi Balai Desa Dumeling yang memiliki lahan kosong dengan luas sekitar 1007,61 m2 yang dapat diolah menjadi taman. Upaya penyediaan ruang terbuka hijau berupa taman ini sudah menjadi bagian dari rencana pembangunan desa. Akan tetapi masih belum direalisasikan karena prioritas pembangunan jalan desa. Perancangan desain taman ini dibagi menjadi dua bagian yakni bagian kanan dan bagian kiri. Pada bagian kanan dikhususkan untuk taman bunga dengan bentuk yang dinamis untuk tempat bersantai. Pada bagian pusat taman terdapat pohon tabebuya berwarna pink untuk menciptakan suasana yang berbeda serta warna kontras yang menarik perhatian.

Gambar Visualisasi Balai Desa Dumeling Bagian Kanan Depan
Gambar Visualisasi Balai Desa Dumeling Bagian Kanan Depan

Gambar Visualisasi Balai Desa Dumeling Bagian Kanan Belakang
Gambar Visualisasi Balai Desa Dumeling Bagian Kanan Belakang
Pada bagian kiri diolah menjadi taman bermain dengan memasukkan unsur permainan tradisional, contohnya seperti cublak suweng pada bagian gazebo, congklak pada meja kayu kecil, gobak sodor serta engklek. Untuk memperkenalkan permainan tradisional ini, maka dibuatlah papan informasi mengenai permainan tersebut beserta cara -- cara bermainnya. Selain itu lampu -- lampu yang ada di taman ini menggunakan teknologi solar panel pada bagian atas yang dapat mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik sehingga dapat menghemat energi.

Permainan cublak suweng di gazebo
Permainan cublak suweng di gazebo

Permainan congklak di meja kayu
Permainan congklak di meja kayu

Permainan engklek dan gobak sodor
Permainan engklek dan gobak sodor

Terdapat tempat sampah dengan jenis yang berbeda berdasarkan warna. Warna hijau untuk sampah organik seperti sisa makanan, dan dedaunan. Warna kuning untuk sampah anorganik untuk sampah plastik, botol minuman, dll. Warna merah untuk sampah B3 contohnya seperti kaca, baterai, bekas kemasan desinfektan. Warna biru untuk sampah kertas, kardus dan koran. Dan yang terakhir, warna abu -- abu untuk sampah residu seperti bekas puntung rokok, kardus rokok, dan lainnya.

Pengerjaan desain taman ini memakan waktu kurang lebih selama tiga minggu, dengan kegiatan pengukuran lahan, analisis site, penentuan ide dengan berdiskusi dengan perangkat desa, pembuatan desain 3D, dan proses finaslisasi berupa video dan gambar visualisasi.

Tampak atas taman balai desa
Tampak atas taman balai desa

Pelaksanaan pemaparan program monodisiplin ini terlaksana pada hari Rabu, 8 Februari 2023 yang berlokasi di Balai Desa Dumeling. Program ini mendapatkan antusiasme yang baik dari Bu Munawaroh sebagai sekretaris desa serta perangkat -- perangkat desa lainnya dikarenakan perancangan ini nantinya dapat menjadi prospek pembangunan Desa Dumeling di masa yang mendatang dan berpotensi sebagai taman wisata. Output dari program monodisiplin ini berupa model 3D dari aplikasi SketchUp, video animasi, 360 panorama, gambar visualisasi, serta gambar siteplan dari desain taman. Dengan adanya output tersebut diharapkan bisa menjadi acuan dalam merancang desain taman bermain di Desa Dumeling.

Pemaparan program bersama sekretaris desa
Pemaparan program bersama sekretaris desa

Penulis : Chintya Aulia Haninditha -- Arsitektur S1 Angkatan 2019

Dosen Pembimbing Lapangan :

Dosen 1 : Nikie Astorina Y. D., S.KM, M.Kes.

Dosen 2 : Solikhin, S.Si., M.Sc.

Dosen 3 : Danes Quirira O., S.E., M.Sc.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun