Pendidikan merupakan kunci utama keberhasilan pembangunan di segala bidang, dan kualitas pendidikan serta sumber daya manusia harus ditingkatkan dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Penyelenggaraan FLS2N merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan jiwa seni siswa berkebutuhan khusus, karena melalui FLS2N akan menumbuhkan kecintaan terhadap seni sehingga menginspirasi mereka untuk melestarikan seni Indonesia dan kekayaan budaya bangsa. Mereka juga diharapkan mampu mengembangkan ide dan kreativitasnya di bidang seni sejak usia dini hingga usia lanjut, sehingga meningkatkan rasa percaya diri akan kemampuannya.
Pada masa Pandemi ini, SDN Mega Eltra adalah salah satu sekolah yang berupaya tetap aktif mengikuti lomba-lomba yang diadakan Pemerintah. Dalam prosesnya, Wiwi Wihartini,S.Ag.,M.Pd selaku kepala sekolah SDN Mega Eltra  yang mendampingi peserta didiknya secara langsung. Beliau sendiri merasakan dampak pandemi terhadap aktivitas siswa dibidang akademik maupun non-akademik.  Salah satu dampak yang dirasakan oleh beliau adalah tidak dapat mengikuti lomba yang biasanya diikuti tiap tahunnya dikarenakan tidak dapat melakukan pendampingan peserta didik  secara rutin dalam persiapannya.
"Biasanya kami mengirimkan (peserta didik dalam kegiatan lomba FLS2N), ada pantomim, ada nari. Ya, karena (pandemi) kita tidak bisa melatih siswa tersebut. Jadi, kita cuma satu fokus pada bernyanyi solo",tuturnya.
Meskipun begitu, beliau tidak kehilangan akal untuk memberikan bimbingan kepada peserta didiknya dalam persiapan. Beliau tetap berupaya mendapatkan update terkait progress peserta didik berlatih persiapan lomba.Â
"Jadi, kalau latihan memang di rumah. Setelah seminggu, saya panggil ke sekolah untuk melihat penampilan yang sebenarnya bagaimana dan diberikan arahan. Dia (Fitri) suka mengirimkan video latihan dari rumahnya. Dan setiap minggunya semakin bagus", tuturnya.
Usaha tidak mengkhianati hasil. SDN Mega Eltra adalah satu-satunya Sekolah Dasar Negeri yang masuk kedalam Top 3. Â Beliau tidak menyangka peserta didiknya ini mendapatkan juara 3 tingkat kecamatan dimana Fitri yang masih duduk dibangku kelas 3 SD harus bersaing dengan siswa yang rata-rata kelas 4 sampai 6 SD. Â Apalagi, ini adalah pengalaman pertama Fitri mengikuti lomba bernyanyi FLS2N.Â
"Meskipun Fitri gagal mendapatkan juara tingkat kota, ini adalah pengalaman berharga untuk  Fitri. Bahwa setiap tingkatan lomba, saingannya lebih luas. karena yang dipilih (menjadi peserta setiap tingkatan) hanya dari juara 1,2,3 saja untuk ke tingkat selanjutnya",tuturnya.
Kegiatan sekolah daring mungkin dapat membuat siswa mengalami penurunan motivasi dalam hal akademik maupun non-akademik. Beliau menyebut, peserta didiknya memiliki motivasi yang tinggi dikarenakan adanya peran orang tua.Â
"Karena Fitri itu punya talenta baik dibidang akademik maupun non-akademik. Jadi, saya tidak memberikan motivasi yang gimana-gimana. Fitri itu memang semangat terus. Dan ibunya juga mendukung banget. Kalau kita mendukung siswa, tetapi ibunya tidak mendukung  ya percuma gitu", tuturnya.
Fitri Ramadani (10 Tahun), memiliki semangat belajar yang tinggi. Ia tidak mengalami penurunan motivasi belajar selama pembelajaran daring. Kendati demikian, ia berharap ia dapat merasakan kembali pembelajaran luring dan bertemu dengan ibu guru dan teman sebayanya. Ia juga sudah pernah mengikuti lomba calistung tingkat kecamatan sejak kelas 1 SD, meskipun ia belum mendapatkan juara, semangatnya tidak surut.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!