Mohon tunggu...
Chintia Amalia
Chintia Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Gadjah Mada

Saya memiliki kertertarikan pada pengembangan lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Nature

Menyongsong Energi Terbarukan di Desa Trenten, PPK Ormawa BEM KM FMIPA UGM Mulai Melakukan Uji Coba Briket

29 Agustus 2024   17:51 Diperbarui: 29 Agustus 2024   18:16 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Limbah tempurung kelapa yang menumpuk di Desa Trenten berpotensi besar untuk dijadikan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan, dalam bentuk briket. Potensi ini menjadi fokus utama dari program BRICOFI, yang dipimpin oleh Griselda Lituhayu Tetuko J. Program ini dijalankan oleh tim PPK Ormawa BEM KM FMIPA UGM, yang terdiri dari sekitar 25 anggota, dengan tujuan untuk mengembangkan dan menyempurnakan proses produksi briket dari tempurung kelapa, sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan bagi masyarakat setempat.

Tim ini terus melakukan inovasi dalam teknik produksi, mulai dari tahap awal pengolahan hingga distribusi produk. Melalui pendekatan yang komprehensif, mereka berharap dapat meningkatkan nilai tambah dari limbah kelapa yang selama ini tidak dimanfaatkan secara optimal. Program ini juga bertujuan untuk memberdayakan masyarakat Desa Trenten, khususnya dalam memanfaatkan limbah kelapa secara lebih efektif, sehingga briket yang dihasilkan tidak hanya memiliki kualitas yang baik, tetapi juga dapat dipasarkan secara luas.

Pada hari Rabu (28/8), seluruh anggota tim PPK Ormawa BEM KM FMIPA UGM berkumpul untuk melaksanakan uji coba produksi briket. Uji coba ini dilakukan melalui serangkaian proses sederhana namun penting, yang mencakup karbonisasi arang, pencacahan arang, hingga perekatan arang dengan menggunakan tepung kanji. Seluruh proses ini diakhiri dengan pengujian alat pencetak briket, yang merupakan langkah penting untuk memastikan hasil akhir briket memiliki bentuk dan kualitas yang diinginkan.

Uji coba ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan gambaran awal mengenai bagaimana produksi briket akan dilaksanakan, tetapi juga untuk menjadi dasar bagi evaluasi dan perbaikan proses pembuatan briket di masa yang akan datang. Dengan adanya uji coba ini, tim dapat mengidentifikasi tantangan dan peluang yang mungkin muncul selama produksi, sehingga mereka dapat melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produk.

Seluruh anggota tim memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. Hasil dari uji coba ini akan menjadi bahan diskusi dalam pertemuan-pertemuan berikutnya, di mana tim akan menganalisis setiap tahapan dan hasil yang diperoleh, serta mencari solusi inovatif untuk meningkatkan proses produksi.

“Kita memang harus mencoba produksi briket ini sendiri terlebih dahulu sebelum terjun ke lapangan dan memberikan pelatihan kepada warga Desa Trenten. Tujuannya, agar kita semua bisa menguasai teknik pembuatan briket dengan baik, sehingga ibu-ibu dan masyarakat setempat tidak mengalami kesulitan dan menjadi bahan belajar untuk kita jika ada kurangnya selama proses produksi,” ujar Griselda, Ketua Program BRICOFI, pada Rabu, 28 Agustus. Pernyataan ini menegaskan komitmen tim untuk memastikan bahwa mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai sebelum melakukan transfer teknologi kepada masyarakat.

Selain sebagai langkah persiapan, kegiatan ini juga menjadi wadah bagi tim PPK Ormawa untuk memperkuat kerjasama di antara anggota, serta membuka diri terhadap berbagai inovasi dalam energi terbarukan. Mereka berharap, dengan terus menggali dan mengembangkan ide-ide baru, program BRICOFI dapat menjadi model bagi inisiatif serupa di daerah lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun