Suara azan mengetuk-ngetuk jendela kamar di peraduanku
Menggeliat masuk bak sulur-sulur tanaman perdu yang tumbuh
di belakang pekarangan rindu
Kemudian
Bersambut kepul dupa berderet merah merona
Laksana kembang desa yang tengah becermin memantaskan rupa
Ah!
Jalanan penuh
Akan rupa dan kebersamaan manusia
Berjalan pada doa dan keyakinannya
Aku menyaksikannya
Kala dewi malam mengizinkan temaram bintang
Turun
Pada subuh yang dinantikannya
Kali ini
Pagi begitu dahsyat dan indah
Terpancar murni bak gaung lonceng-lonceng gereja
Ataupun kumandang fajar
Menyertai bangunnya para manusia
Hari ini
Aku bahagia
Membasuh kedua tangan dan telinga
Menyambut tunduk diri-Nya tiba