Mohon tunggu...
Chindy AmaliaPratiwi
Chindy AmaliaPratiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Shoophing

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa Korban Bullying

20 Juni 2023   12:45 Diperbarui: 20 Juni 2023   12:50 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berdasarkan data online dari KPAI, terdapat 226 insiden bullying fisik dan psikis di lingkungan sekolah termasuk 18 insiden bullying di dunia maya. Tingginya kasus bullying terhadap siswa menuntut kita untuk memikirkan ulang bagaimana cara meningkatkan kepercayaan diri seorang siswa. Salah satu tawaran dari penulis pada kesempatan ini adalah dengan cara meningkatkan kepercayaan diri seorang siswa melalui peran guru, dan lingkungan sosialnya.

Manusia itu memiliki karakter yang berbeda-beda, dengan segala kelebihan dan keterbatasan masing-masing, begitu juga dengan rasa percaya diri yang dimiliki oleh seseorang, orang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi indentik dengan berpikir positif dalam menyikapi segala sesuatu, begitu pula banyak orang yang merasa kurang percaya diri atau bahkan tidak percaya diri sama sekali. Hal ini biasanya disebabkan karena adanya keraguan terhadap kemampuan diri sendiri.

Munculnya keraguan diri disebabkan oleh pandangan dan sikap siswa terhadap kemampuannya sendiri. Jika individu itu berpikir positif maka akan menghasilkan kepercayaan diri yang baik, begitu pula sebaliknya jika pandangan individu itu tidak baik terhadap dirinya, maka akan menyebabkan rendahnya kepercayaan diri. Harga diri rendah dikarenakan bullying yang dilakukan kepada korban bullying di lingkungan sekitarnya.

Bullying dapat didefenisikan sebagai suatu keadaan dimana terjadi penyalahgunaan kekuasaan atau kekerasan oleh seseorang atau kelompok  baik secara verbal, fisik, maupun relasional. 

Korban merasa tertekan, trauma, dan tidak berdaya. Penyebab bullying juga berasal dari faktor korban dan pelaku. Faktor yang menyebabkan seorang anak menjadi korban bullying antara lain: penampilan, terlihat lemah, dan sulit bergaul. 

Bahaya dari bullying adalah dapat menimbulkan efek psikologis seperti mengalami depresi, merasa rendah diri, dan akhirnya menarik diri dari lingkungan sosialnya. Bahkan dapat memperburuk kinerja akademik, membuat korban intimidasi rentan secara psikologi dan beresiko bunuh diri.

Bentuk-Bentuk Bullying

  • Bullying secara verbal
  • Bullying dalam bentuk verbal adalah salah satu jenis yang paling mudah dilakukan, bullying verbal juga awal dari prilaku bullying lainnya. Contohnya, nama asli orang tua siswa sering disebut-sebut, bahkan mengganti nama panggilan siswa tersebut dengan memanggil nama asli orang tuanya.
  • Bullying secara fisik
  • Bullying secara fisik adalah kekerasan fisik. Contohnya, seperti memukuli, mencekik, menendang, mencakar, serta meludahi, siswa yang tertindas. Bahkan merusak, menghancurkan barang-barang milik siswa yang tertindas.
  • Bullying secara relasional
  • Penindasan atau relasional untuk mengasingkan atau menolak teman atau bahkan menghancurkan persahabatan. Contohnya, seperti tatapan agresif, tatapan tajam, cibiran, tawa mengejek dan bahasa tubuh yang kasar.
  • Bullying elektronik
  • Elektronik bullying adalah perilaku bullying yang dilakukan oleh pelaku melalui sarana elektronik seperti komputer, handphone, internet, website, chat room, email, dan pesan teks. Menggunakan kata-kata, animasi, gambar, video atau film yang mengintimidasi, menyakitkan atau memaksa dalam upaya untuk mengintimidasi korban.

Faktor yang Menyebabkan Bullying 

Bullying bukanlah tindakan sesekali, tetapi dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk faktor sosial, budaya, dan ekonomi. Sering dilakukan oleh pihak yang merasa lebih kuat, lebih berdaya, atau bahkan lebih terhormat untuk menindas pihak lain demi keuntungan tertentu ( Wiyani, 2012: 26) Sejiwa (2008) berpendapat bahwa setidaknya ada tiga faktor penyebab bullying, yaitu hubungan keluarga, teman sebaya, dan pengaruh media.

  • Hubungan keluarga
  • Anak akan meniru berbagai nilai dan perilaku anggota keluarga yang dilihatnya setiap hari, sehingga menjadi nilai dan perilaku yang dianutnya (hasil peniruan). Mengenai dengan perilaku peniruan anak, jika seorang anak dibesarkan di rumah yang mentoleransi kekerasan atau intimidasi, maka dia belajar bahwa intimidasi adalah suatu perilaku yang dapat diterima untuk membangun hubungan atau mendapatkan apa yang dia inginkan, sehingga dia meniru perilaku bullying.
  • Teman sebaya
  • Faktor besar terjadinya bullying pada remaja adalah adanya teman sebaya yang bertindak negatif dengan menyebarluaskan (baik aktif maupun pasif) bahwa bullying bukanlah masalah besar dan merupakan hal yang wajar untuk dilakukan.
  • Pengaruh media
  • Sebuah survei yang dilakukan kompas tentang pengaruh media terhadap perilaku anak menunjukkan bahwa anak-anak meniru adegan film yang mereka tonton dan umumnya meniru tindakan dan ucapan mereka.

Dampak Bullying Terhadap Korban

Dampak bullying bagi korban adalah rasa malu, kurang percaya diri, minder dan ingin berhenti sekolah. Korban mengalami tekanan psikologis untuk menahan tangis dan kesehihan berkepanjangan trutama bertemu dan berkomunikasi dengan teman sekolahnya, selalu menyendiri dan merasa sedih. Korban juga menjadi pendiam, berkurangnya motivasi belajar bahkan sampai hilang akibatnya prestasi belajarpun juga menurun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun