Mohon tunggu...
Chinara Neva Nugroho
Chinara Neva Nugroho Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

born to be #happy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penerapan Teknologi Bubble Deck dalam Pelat Lantai Kontruksi Sebagai Salah Satu Sistem Kontruksi Berkelanjutan

21 Oktober 2024   00:34 Diperbarui: 21 Oktober 2024   02:55 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dilihat dari perkembangan zaman dan semakin banyak program pembangunan, juga keinginan kontruksi dalam mewujudkan sistem green building sebagai keberlangsungan dunia kontruksi yang tidak berdampak negatif bagi lingkungan, maka diperlukan beberapa perubahan di bidang konstruksi, dunia kontruksi tidak dapat mengandalkan metode yang sama dalam jangka waktu yang lama karena dapat menimbulkan konsekuensi yang berbeda.

Penggunaan beton adalah salah satu elemen penting dalam dunia kontruksi. Pada bangunan struktur seperti gedung, bendungan, jembatan, bahkan jalan, tidak luput dari penggunaan beton. Penggunaan beton sendiri sebagai pilihan utama dalam pembangunan konstruksi karena memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan bahan lainnya. 

Kelebihan tersebut antara lain harga yang relatif murah, bahan baku penyusun mudah didapat, memiliki kekuatan yang baik, tahan lama, tahan terhadap api dan tidak mengalami pembusukan. Tetapi dengan penggunaan beton yang semakin meningkat akan berdampak pada kelangkaan material bahan penyusunnya. 

Hal tersebut akan berpengaruh dalam perhitungan biaya yang sangat penting dalam departemen konstruksi. Selain itu, penggunaan beton sendiri menghasilkan gas CO2 yang cukup berpengaruh bagi lingkungan.

Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan ini, penerapan teknologi pelat dek gelembung atau teknologi Bubble Deck adalah salah satu teknik pelat yang paling efektif untuk menggantikan pelat konvensional dalam penggunaan biaya dan material serta konstruksi akan memerlukan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan teknologi pelat konvensional. 

Selain itu, Bubble Deck sendiri terbuat dari lembaran polipropilen yang menggunakan 100% limbah plastik yang mengalami beberapa proses pembuatan dan pengujian yang dapat membantu untuk mengurangi karbon yang terkandung secara signifikan dibandingkan dengan bahan lainnya. Teknologi Bubble Deck lebih selaras dengan insentif bangunan ramah lingkungan dan desain struktural ramah lingkungan dibandingkan sistem lantai alternatif lain.

Teknologi Bubble Deck adalah bola plastik berongga dimasukkan ke dalam lantai, dijepit dalam struktur tulangan buatan pabrik untuk menghilangkan semua beton dari tengah pelat lantai yang tidak menjalankan fungsi struktural, sehingga secara dramatis mengurangi bobot mati struktural.

Sistem Kerja Bubble Deck adalah sistem lantai beton biaksial revolusioner yang dikembangkan di Eropa. Bola berongga polietilen densitas tinggi menggantikan beton yang tidak efektif di tengah pelat, sehingga mengurangi bobot mati dan meningkatkan efisiensi lantai. 

Pelat biaksial ini memiliki banyak keunggulan dibandingkan pelat beton padat konvensional dilihat dari total biaya lebih rendah, penggunaan material berkurang, efisiensi struktural ditingkatkan, waktu konstruksi berkurang dan merupakan teknologi ramah lingkungan.

Melalui dasar pengujian, modul dan analisis dari berbagai institusi, Bubble Deck terbukti lebih unggul dibandingkan pelat beton padat tradisional. Beban mati yang berkurang menjadikan usia jangka panjang lebih ekonomis untuk bangunan sekaligus. Penggunaan Faktor reduksi disarankan untuk mengimbangi perbedaan kekuatan pada metode ini. 

Pelat beton bertulang sendiri adalah komponen yang biasa digunakan pada lantai kerja.

Penerapan Teknologi Bubble Deck memberikan banyak keuntungan menarik diantaranya:

Mengurangi Berat Struktur 

Dengan mengganti beton padat dengan bola plastik berongga, Bubble Deck memiliki berat 30% hingga 50% lebih ringan dibandingkan pelat konvensional, dengan ketebalan yang sama. Pengurangan berat sendiri yang besar ini memungkinkan:

  • Pondasi dan pilar yang lebih kecil untuk menopang lantai
  • Kemampuan untuk menambah lantai tanpa memperkuat struktur yang sudah ada
  • Pemasangan di lokasi dengan kondisi tanah yang buruk

Penghematan Bahan

Menggunakan lebih sedikit beton secara langsung berarti mengurangi biaya konstruksi. Pelat Bubble Deck juga membutuhkan lebih sedikit tulangan baja untuk mencapai kekuatan yang diperlukan. Secara keseluruhan, teknologi ini memberikan penghematan yang luar biasa pada beton, baja, bekisting, dan tenaga kerja.

Selain itu, penghematan material yang signifikan dibandingkan konstruksi konvensional, pelat dek gelembung memberikan pengurangan biaya langsung yang cukup besar, diantaranya:

  • Penghematan Beton

Teknologi Bubble Deck mengganti hingga 50% volume beton pelat padat dengan bola berongga akan memotong material beton terkait dan biaya penempatan secara proporsional.

  • Penghematan Baja

Geometri struktural efisien yang unik pada desain dek gelembung memerlukan lebih sedikit tulangan baja untuk mendapatkan kekuatan yang setara dibandingkan dengan pelat padat. Hal ini semakin mengurangi jumlah material.

  • Penghematan Konstruksi

Dengan beban mati yang jauh lebih rendah, kolom dan pondasi yang lebih kecil sudah cukup untuk menopang lantai bubble deck. Ini mengalirkan penghematan material ke seluruh struktur bangunan. Pemasangan yang lebih cepat, kurangnya balok, dan kemudahan integrasi menghasilkan penghematan tenaga kerja dan bekisting yang besar. Lembaran pre-fabrikasi yang ringan mempercepat alur kerja di lokasi.

Secara total, pelat Bubble Deck dapat menghemat lebih dari 30% biaya material yang berarti penghematan konstruksi bagi pembangun dan pengembang. Selain itu, pertimbangan penting untuk sistem lantai adalah ketahanan terhadap suhu tinggi saat terjadi kebakaran. Bubble Deck menunjukkan ketahanan api yang sangat baik.

Teknologi Bubble Deck ini juga dapat mewujudkan sistem green building pada dunia kontruksi berkelanjutan. Dapat diketahui, green building adalah sebuah konsep arsitektur serta konstruksi yang mengaplikasikan prinsip ramah lingkungan. Di era modern ini, green building mulai diterapkan di beberapa negara sebagai salah satu cara efektif untuk mencegah dan mengatasi pemanasan global.

Pemanasan global (global warming) dipicu oleh peningkatan emisi karbon dioksida dan menjadi polemik bagi masyarakat dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Umumnya, karbon dioksida dihasilkan gedung bertingkat yang menggunakan terlalu banyak beton pada kontruksinya. 

Maka dari itu, Inovasi Bubble Deck sendiri dapat mengurangi 35% penggunaan beton yang dapat berdampak pada pengurangan karon dioksida yang dihasilkan, juga Bubble Deck sendiri terbuat dari limbah plastik yang telah didaur ulang, sehingga material pembangunan ini bersifat ramah lingkungan karena memanfaatkan limbah lingkungan sekitar.

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan:

  • Metode Bubble Deck cukup berpengaruh sebagai salah satu mewujudkan sistem Green Building di Indonesia. Dilihat dari fungsinya, Bubble Deck sendiri memiliki fungsi sebagai bola-bola yang dapat mengurangi penggunaan beton pada pembuatan pelat lantai. Serta pembuatan Bubble Deck juga memanfaatkan limbah plastik yang ada di sekitar, sehingga semakin banyak pembangunan yang dilakukan maka akan semakin banyak limbah plastik yang didaur ulang.

  • Penggunaan beton dikurangi sebanyak 1 kg plastik daur ulang menggantikan 100 kg beton. Hal ini menghindari produksi semen dan memungkinkan pengurangan emisi CO2 global. Oleh karena itu teknologi ini ramah lingkungan hijau dan berkelanjutan.

  • Metode Bubble Deck mengurangi penggunaan material serta menyebabkan penurunan bobot mati hingga 50%, yang memungkinkan pembuatan ukuran pondasi lebih kecil dan cukup berpengaruh dalam biaya yang dikeluarkan.

DAFTAR PUSTAKA

Fatma, N., & Chandrakar, V. (2018). To study comparison between conventional slab and bubble deck slab. International Advanced Research Journal in Science, Engineering and Technology ISO, 5(1).

Maskimi, M., Murtiadi, S., & Akmaluddin, A. (2018). PERILAKU STRUKTUR BALOK BETON BERONGGA BOLA: Structural Behaviour of Spherical Hollow Concrete Beam. Spektrum Sipil, 5(2), 129-137.

Lai, T. (2010). Structural behavior of BubbleDeck slabs and their application to lightweight bridge decks (Doctoral dissertation, Massachusetts Institute of Technology).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun