Mohon tunggu...
Chinara Neva Nugroho
Chinara Neva Nugroho Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

born to be #happy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penerapan Teknologi Bubble Deck dalam Pelat Lantai Kontruksi Sebagai Salah Satu Sistem Kontruksi Berkelanjutan

21 Oktober 2024   00:34 Diperbarui: 21 Oktober 2024   02:55 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Penerapan Teknologi Bubble Deck memberikan banyak keuntungan menarik diantaranya:

Mengurangi Berat Struktur 

Dengan mengganti beton padat dengan bola plastik berongga, Bubble Deck memiliki berat 30% hingga 50% lebih ringan dibandingkan pelat konvensional, dengan ketebalan yang sama. Pengurangan berat sendiri yang besar ini memungkinkan:

  • Pondasi dan pilar yang lebih kecil untuk menopang lantai
  • Kemampuan untuk menambah lantai tanpa memperkuat struktur yang sudah ada
  • Pemasangan di lokasi dengan kondisi tanah yang buruk

Penghematan Bahan

Menggunakan lebih sedikit beton secara langsung berarti mengurangi biaya konstruksi. Pelat Bubble Deck juga membutuhkan lebih sedikit tulangan baja untuk mencapai kekuatan yang diperlukan. Secara keseluruhan, teknologi ini memberikan penghematan yang luar biasa pada beton, baja, bekisting, dan tenaga kerja.

Selain itu, penghematan material yang signifikan dibandingkan konstruksi konvensional, pelat dek gelembung memberikan pengurangan biaya langsung yang cukup besar, diantaranya:

  • Penghematan Beton

Teknologi Bubble Deck mengganti hingga 50% volume beton pelat padat dengan bola berongga akan memotong material beton terkait dan biaya penempatan secara proporsional.

  • Penghematan Baja

Geometri struktural efisien yang unik pada desain dek gelembung memerlukan lebih sedikit tulangan baja untuk mendapatkan kekuatan yang setara dibandingkan dengan pelat padat. Hal ini semakin mengurangi jumlah material.

  • Penghematan Konstruksi

Dengan beban mati yang jauh lebih rendah, kolom dan pondasi yang lebih kecil sudah cukup untuk menopang lantai bubble deck. Ini mengalirkan penghematan material ke seluruh struktur bangunan. Pemasangan yang lebih cepat, kurangnya balok, dan kemudahan integrasi menghasilkan penghematan tenaga kerja dan bekisting yang besar. Lembaran pre-fabrikasi yang ringan mempercepat alur kerja di lokasi.

Secara total, pelat Bubble Deck dapat menghemat lebih dari 30% biaya material yang berarti penghematan konstruksi bagi pembangun dan pengembang. Selain itu, pertimbangan penting untuk sistem lantai adalah ketahanan terhadap suhu tinggi saat terjadi kebakaran. Bubble Deck menunjukkan ketahanan api yang sangat baik.

Teknologi Bubble Deck ini juga dapat mewujudkan sistem green building pada dunia kontruksi berkelanjutan. Dapat diketahui, green building adalah sebuah konsep arsitektur serta konstruksi yang mengaplikasikan prinsip ramah lingkungan. Di era modern ini, green building mulai diterapkan di beberapa negara sebagai salah satu cara efektif untuk mencegah dan mengatasi pemanasan global.

Pemanasan global (global warming) dipicu oleh peningkatan emisi karbon dioksida dan menjadi polemik bagi masyarakat dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Umumnya, karbon dioksida dihasilkan gedung bertingkat yang menggunakan terlalu banyak beton pada kontruksinya. 

Maka dari itu, Inovasi Bubble Deck sendiri dapat mengurangi 35% penggunaan beton yang dapat berdampak pada pengurangan karon dioksida yang dihasilkan, juga Bubble Deck sendiri terbuat dari limbah plastik yang telah didaur ulang, sehingga material pembangunan ini bersifat ramah lingkungan karena memanfaatkan limbah lingkungan sekitar.

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan:

  • Metode Bubble Deck cukup berpengaruh sebagai salah satu mewujudkan sistem Green Building di Indonesia. Dilihat dari fungsinya, Bubble Deck sendiri memiliki fungsi sebagai bola-bola yang dapat mengurangi penggunaan beton pada pembuatan pelat lantai. Serta pembuatan Bubble Deck juga memanfaatkan limbah plastik yang ada di sekitar, sehingga semakin banyak pembangunan yang dilakukan maka akan semakin banyak limbah plastik yang didaur ulang.

  • Penggunaan beton dikurangi sebanyak 1 kg plastik daur ulang menggantikan 100 kg beton. Hal ini menghindari produksi semen dan memungkinkan pengurangan emisi CO2 global. Oleh karena itu teknologi ini ramah lingkungan hijau dan berkelanjutan.

  • Metode Bubble Deck mengurangi penggunaan material serta menyebabkan penurunan bobot mati hingga 50%, yang memungkinkan pembuatan ukuran pondasi lebih kecil dan cukup berpengaruh dalam biaya yang dikeluarkan.

DAFTAR PUSTAKA

Fatma, N., & Chandrakar, V. (2018). To study comparison between conventional slab and bubble deck slab. International Advanced Research Journal in Science, Engineering and Technology ISO, 5(1).

Maskimi, M., Murtiadi, S., & Akmaluddin, A. (2018). PERILAKU STRUKTUR BALOK BETON BERONGGA BOLA: Structural Behaviour of Spherical Hollow Concrete Beam. Spektrum Sipil, 5(2), 129-137.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun