Mohon tunggu...
SUSANTO
SUSANTO Mohon Tunggu... Guru - GURU KIMIA MAN 4 BANYUWANGI - CONTENT CREATOR CHANEL YOUTUBE CHIMI ID

Guru kimia di MAN 4 Banyuwangi, memiliki ketertarikan dalam pembelajaran digital dengan mewujudkan channel youtube pembelajaran kimia yakni CHIMI ID dan menulis buku serta aktif menulis di media lokal dan nasional

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Fisik Madrasah, Mulai dari Mana?

12 Agustus 2024   07:05 Diperbarui: 12 Agustus 2024   07:30 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menjadi kepala madrasah di sekolah berkembang atau kecil tidaklah mudah, alih alih menjadikan madrasah dengan daya tarik prestasi akademik dan non akademik agar di lirik dan menjadi pilihan belajar lanjutan untuk siswa SMP/MTs adalah hal yang mustahil dicapai. 

Tidak bisa dipungkiri, didalam masyarakat kita masih banyak menilai fisik madrasah adalah yang utama, madrasah dengan bangunan dengan gedung-gedung yang mentereng dianggap madrasah terbaik dan maju sedangkan madrasah dengan penampakan gedung biasa dianggap madrasah yang kurang maju dan bermutu. 

Inilah yang menyebabkan madrasah dengan gedung kurang memadai sangat kesulitan menarik siswa untuk daftar dan belajar dimadrasah ini. Sehingga dari tahun ketahun jumlah siswa yang mendaftar cenderung tidak ada peningkatan/pertambahan bahkan beberapa mengalami penurunan. 

Sedangkan Madrasah yang sudah maju dengan gedung-gedung mentereng ditunjang setiap tahunnya mendapat bantuan SBSN sehingga gedung gedung dimadrasah semakin Besar dan bertambah semakin menjadi idola dan tujuan belajar siswa kelas IX SMP/MTs.

Inilah yang menjadi alasan bagi seorang kepala madrasah baru untuk membranding madrasah biasa menjadi madrasah luar biasa dan diminati oleh masyarakat sehingga tidak dianggap remeh. Berkenaan fisik madrasah yang rata rata model bangunan bentuknya konvensional jauh dari kesan modern atau bercirikan khusus. Kebutuhan gedung untuk melengkapi kegiatan belajar-mengajar seperti laboratorium IPA ditingkat SMP/MTs  dan di MA/SMA Labolatorium IPA yang harus terpisah antara Laboratorium Fisika, Laboratorium Kimia dan Laboratorium Biologi, Laboratorium IPS, Laboratorium Agama, Gedung Perpustakaan, Gedung Multimedia, Gedung Rapat, Aula, Gedung Ekstrakurikuler, Gedung Kantin, Kopsis, Tempat Ibadah (Masjid/Mushola). 

Belum ditambah lagi Sarana non gedung seperti lapangan olahraga (Bola Voli, footsal/sepakbola, Atletik, Basket) Greenhouse, taman belajar dan yang lain akan membuat kepala madrasah memutar otak mana yang harus didahulukan, karena semuaya penting dan urgen.

Diperlukan Strategi dan Musyawarah dengan stake holder yang ada dimadrasah agar keputusan yang diambil tidak dianggap terlalu condong di satu sisi, sehingga akan menambah masalah saat satu kebijakan diambil. Perlu pemikiran dan kajian mendalam untuk melangkah dalam mengambil kebijakan agar Kebijakan yang diambil bermanfaat secara menyeluruh dan tidak menyerap dana madrasah terlalu besar.

Seperti membangun sebuah negara Presiden Sukarno Membangun Monas dan Masjid Istiqlal sebagai lambang atau brand Negara yang akat selalu diingat saat banyak warga negara lain berkunjung keindonesia setelah pulang ia akan bercerita kepada sanak saudara dan orang lain bahwa di Indonesia ada Tugu Monas dan Masjid Istiqlal. 

Begitu sebaliknya bila ada gambar monas dan istiqlal ingatan banyak orang akan tertuju bahwa itu Indonesia. Bahkan saat itu bung karno panggilan Presiden RI ke-1 lebih mengutamakan atau mendahulukan penyelesaian pembangunan Monas dibandingkan Masjid Istiqlal yang sudah dimulai pembangunannya 10 tahun sebelumnya. 

Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa Masjid Istiqlal akan banyak yang memikirkan dan mengupayakan pembangunannya sampai selesai, karena Masjid sebagai kebanggan dan tempat peribadatan umat islam dimana indonesia mayoritas penganut islam. 

Tetapi bila monas tidak di dahulukan tidak ada yg memikirkan atau yang mengupayakan karena ini hanya Simbol dan lambang untuk negara yang tidak mewakili apapun baik agama ataupun suku atau adat tertentu, sehingga pembuatan monas lebih di utamakan dan disegerakan. Berjalannya waktu apa yang diperkirakan bung karno sesuai perkiraan pembangunan monas dan masjid istiqlal semua dapat diselesaikan meskipun dengan pro dan kontra.

Dari latar belakang ini perlukiranya untuk madrasah yang masih  kecil dan berkembang untuk membangun simbol dan tanda madrasah sebagai daya tarik agar madrasah mempunyai ciri dan kekhasan yang mudah diingat oleh masyarakat, dimana dengan ciri khas ini akan berlanjut pembangunan yang lain baik Pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia) maupun SDA (Sumber Daya Alam) berupa gedung dan sarana prasana yang lain penunjang Balajar Mengajar.

Tak Berlebihan bila sebuah madrasah memilih membangun Masjid yang megah untuk memulai pembangunan fisik di madrasah. Banyak pertimbangan kenapa harus masjid, meskipun disisi lain penggunaan anggaran negara untuk masjid kecil bahkan tidak ada tetapi penggalian secara swadaya sangat mungkin dilakukan dan penghimpunan cara ini akan mendapatkan daya yang sangat besar. 

Seperti yang dilakukan di beberapa madrasah, beberapa model penggalian dana sebagai berikut : pertama, Infaq pada peserta didik 2 kali satu minggu, bila murid sekitar 500 an minimal satu minggu bisa terkumpul 2 -- 3 jutaan rupiah, kalo dialikan satu minggu sekitar 8-10 juta. 

Kedua, Infaq Guru dan Karyawan wajib, berperan dan berpartisipasi untuk menyisihkan sebagian penghasilannya selama mengabdi di Madrasah minimal 2 jutaan dan boleh lebih, bila jumlah guru sekitar 50 orang akan terkumpul dana sekitar 100 jutaan. Ketiga, Infaq guru dan karyawan ketika mendapatkan tunjangan selain gaji, dengan semangat kebersamaan dan ibadah cara ini cukup baik dalam menggali tambahan dana. 

Keempat, Kotak Infaq di Kantin dan Koperasi Sekolah. Kelima, Bersama Komite Mencari Donasi ke Wali Murid. 

Keenam,  Bersama komite dan pengurus takmir mencari donatur lain seperti pada instansi, perusahaan, mitra madrasah, maupun individu individu. Masih banyak cara lain dalam penggalian dana untuk pembangunan masjid, pernyataan diatas adalah sebagai contoh. Perlu inovasi dan kreatifitas dalam proses penggalian dana seperti penjualan merchandise atau pernik pernik dimadrasah.

Segala upaya yang dilakukan untuk pembangunan fisik madrasah bertujuan untuk kedepannya memberikan pelayanan terbaik kepada peserta didik. Sebagai sekolah berbasis Agama tak berlebihan jika pemilihan pembangunan Masjid yang megah sebagai Icon dan simbol madrasah, dimulai dari masjid madrasah dapat menghimpun pemikiran, inovasi dan kreatifitas untuk mengembangkan madrasah lebih baik.

"Membangun Rumah Tuhan, Tuhan akan membangunkan Istana Untukmu"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun