Mohon tunggu...
Rochim Armando
Rochim Armando Mohon Tunggu... -

Kontributor artikel freelance

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Enzim Papain, Tingkatkan Serapan Protein Pakan Ikan

14 Oktober 2017   18:14 Diperbarui: 14 Oktober 2017   18:25 12124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Enzim papain yang dihasilkan buah pepaya ternyata mampu meningkatkan serapan protein pada ikan budidaya. Hasil penelitian membuktikan, pakan ikan yang telah dicampur serbuk pepaya kering meningkatkan laju pertumbuhan ikan. Pembuatannya pun relatif mudah

Buah pepaya, selain sebagai buah meja yang mengandung vitamin bagi tubuh manusia juga menghasilkan getah yang memiliki banyak manfaat. Dalam getah pepaya ini terkandung enzim protease yang bersifat proteolitik atau memiliki kemampuan mengurai protein, yaitu enzim  papain. Beberapa manfaat papain di antaranya sebagai penjernih bir, pengempuk daging, bahan baku industri penyamak kulit, serta industri farmasi dan kosmetika.

Dalam aplikasi sehari-hari, papain disediakan dalam bentuk sediaan tepung getah pepaya kering. Setidaknya, terdapat 50 asam amino yang terkandung dalam getah pepaya kering, terang Heru Nugroho Sugiyanto dalam skripsinya yang berjudul "Efektivitas Pemberian Enzim Papain Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Keramba Jaring Apung Waduk Cirata". Beberapa asam amino tersebut di antaranya asam aspartat, treonin, serin, asam glutamat, proloin, glisin, alanin, valin, isoleusin, leusin, tirosin, fenilalanin, histidin, lisin, arginin, triptofan, dan sistein.

Papain efisienkan pemanfaatan pakan ikan

Selain buah nanas yang menghasilkan bromeolin serta sapi dan babi yang menghasilkan renin, getah pepaya merupakan salah satu sumber enzim proteolitik alami. Hanya saja, aktivitas papain dari getah pepaya lebih tinggi dan cara aplikasinya pun lebih mudah.

Papain memiliki kemampuan mengurai protein dengan cepat. Enzim protease yang terkandung di dalamnya mampu menghidrolisis protein menjadi unsur-unsur yang lebih sederhana. Dengan begitu, pakan yang telah ditambahkan enzim papain dapat dicerna dan diserap dengan optimal oleh tubuh ikan, terang Heru.

Sebagai asupan dari luar tubuh ikan, papain termasuk dalam enzim eksogenous. Sementara enzim proteolitik seperti protease yang dihasilkan sendiri oleh tubuh ikan merupakan enzim endogenous. Tentu saja, kehadiran enzim eksogen ini akan membantu penguraian atau hidrolisis protein pakan dalam tubuh ikan.

Hasil pengamatan yang dilakukan Heru pada ikan nila selama 60 hari menunjukkan bahwa pemberian enzim papain dalam pakan ikan meningkatkan aktivitas enzim protease. Hal ini ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel1. Hasilujiaktivitasenzimproteasepadaususikannila

No.Parameter UjiSatuanHasil UjiA (Kontrol)B (1.5%)1Aktivitas EnzimUnit Aktivitas14,916,82Kadar Proteinmg/L30.949,5729.119,763Aktivitas Enzim ProteaseUnit Aktivitas/ mg Protein4,825,77

 

Penambahan eksogen papain pada pakan ikan meningkatkan aktivitas perombakan protein dalam usus sehingga penyerapan asam amino lebih sempurna. Hal ini berakibat pada bertambahnya tingkat kecernaan pakan, yang selanjutnya dimanfaatkan tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan.

Penggunaan enzim papain dalam pakan ikan nila pun meningkatkan efisiensi pemanfaatan pakan. Dari perlakuan jumlah papain 1,5%; 2,25%; 3%; dan 3,75% tingkat efisiensinya berturut-turut 46,03%; 47,58%; 48,01%; dan 48,31%. Sementara kontrol, tanpa penambahan pakan, hanya menghasilkan efisiensi pakan sebesar 40,26%.

Semakin tinggi jumlah papain, tingkat efisiensi pemanfaatan pakan pun semakin tinggi. Efisiensi pemanfaatan pakan menunjukkan perbandingan antara bobot tubuh yang dihasilkan dan jumlah yang diberikan.

Senada dengan pendapat Amalia (2013), tingginya tingkat kecernaan dapat meningkatkan kemampuan penyerapan asam amino ke dalam tubuh untuk pertumbuhan. Dari hasil penelitiannya terhadap ikan lele, efisiensi pemanfaatan pakan memang berbanding lurus dengan dosis enzim eksogen yang ditambahkan ke dalam pakan. Dari dosis papain yang ditambahkan sebanyak 0,75%; 1,5%; dan 2,25%; didapatkan efisiensi pakan berturut-turut sebesar 52,71% 53,85%; dan 62,83%. Sementara kontrol tanpa penambahan papain hanya 44,63%.

Efisiensi protein meningkat, laju pertumbuhan lebih cepat

Para pembudidaya ikan bisa meluhat efisiensi suatu pakan dengan membandingkan berat ikan yang dicapai dengan jumlah konsumsi protein. Nilai rasio atau perbandingan ini menggambarkan tingkat efisiensi protein. Menurut Sukardi dan Yuwono (2010), semakin tinggi nilai rasio efisiensi, semakin efisien penggunaan protein pakannya.

Dari hasil penelitian Heru, nilai rasio efisiensi protein tertinggi ada pada perlakuan papain tertinggi, yaitu pemberian 3,75% yang menghasilkan nilai 2,13%. Tanpa perlakuan papain sama sekali, nilai rasio efisiensi protein hanya 1,75%.

"Penentuan kualitas protein suatu pangan dapat dilihat dari seberapa banyak protein tersebut dapat dicerna dan diserap oleh tubuh. Protein yang mudah dicerna menunjukan jumlah asam amino yang dapat diserap dan digunakan tubuh karena sebagian besar akan dibuang oleh tubuh bersama feses. Dengan kata lain, semakin banyak protein yang dapat terhidrolisis menjadi asam amino, semakin banyak pula jumlah asam amino yang dapat diserap dan digunakan oleh tubuh ikan", dukung Muchtadi (1989).

Dari laju pertumbuhan pun, pemberian papain pada pakan memberikan dampak positif. Penambahan papain sebanyak 1,5%; 2,25%; 3%; dan 3,75%; menghasilkan laju pertumbuhan masing-masing 2,44%; 2,54%; 2,68%; dan 2,67%. Sementara pakan tanpa penambahan papain hanya menghasilkan laju pertumbuhan sebesar 2,11%.

Pengadaan papain mudah dan murah

Pengadaan enzim papain bisa dilakukan sendiri oleh para pembudidaya. Maklum, bahan dan alatnya relatif mudah diperoleh. Langkah pertama adalah pengadaan bahan, yaitu buah pepaya mengkal. Selanjutnya, pepaya dibersihkan dari kulit dan bijinya.

Selanjutnya, daging buah pepaya diblender hingga halus seperti bubur. Untuk memudahkan proses pem-blenderan, daging buah pepaya menkal yang agak keras bisa diparut terlebih dulu.

Bubur daging pepaya kemudian di keringkan dalam oven dengan suhu 50---60 oC. Setelah kering, haluskan dengan blender hingga menjadi bubuk kering. Sebelum pemakaian, bubuk bisa disimpan pada wadah kedap udara.

Aplikasi papain dalam pakan dengan cara membasahi pakan terlebih dulu dengan menyemprotkan air ke pakan menggunakan sprayer. Setelah basah, taburkan bubuk kering pepaya sesuai dosis yang dibutuhkan. Kemudian aduk hingga rata. Setelah tercampur rata, diamkan pakan selama beberapa menit untuk proses kering-angin. Selanjutnya, pakan bisa diberikan pada ikan nila atau jenis ikan lainnya. (Chim80)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun