Ada juga beberapa kebiasaan awal yang di anggap baik pada masa pembentukanya, namun akan di pandang sebagai kebiasaan yang buruk pada tahap selanjutnya.Â
Sebagai contoh, sebagian besar ibu akan bernafas legas ketika bayi mereka mampu menyedot ibu jarinya, dan sebagian ibu yang secara aktif mendorong perilaku tersebut dengan mendorong jempol sang bayi ke arah mulutnya.Â
Para ibu ini percaya bahwa menyedot ibu jari akan menjadi pemberi kenyamanan yang menakjubkan serta sebuah cara bagi bayi dalam menenangkan diri mereka sendiri untuk mampu kembali tidur setelah terbangun di malam hari atau terbangun pagi-pagi sekali.Â
Meskipun demikian, jika seorang anak masih terbiasa untuk menyedot ibu jarinya pada tiga tahun berikutnya, maka kebiasaan tersebut akan lain lagi ceritanya. Sang ibu tentu saja akan merasa jengkel dan seringkali merasa di permalukan jika sang anak terus saja melakukan kebiasaan menyedot jempol tersebut, terutama di depan publik
Bebas dari Frustasi
Pada saat seorang anak sudah mencapai ulang tahun keduanya, cara berjalanya akan jauh lebih mantap, dan secara fisik ia akan jauh lebih berani untuk mencoba berlari, memanjat dan melompat. Secara mental ia juga cenderung akan mengalami lebih sedikit frustasi, karena ia sudah bisa mengkomunikasikan kebutuhanya dalam cara yang lebih baik ketika ia mulai mampu merangkai kata-kata.
Akan tetapi selama tahun ketiga, ia akan menghadapi serangkaian tantangan baru, dan bantuan anda dalam membangun harga dirinya akan memberi rasa percaya diri dalam menghadapi rangkaian tantangan baru, dan bantuan anda dalam membangun harga dirinya akan memberinya rasa percaya diri dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut.Â
Beberapa tantangan tersebut diantaranya adalah membentuk persahabatan dengan anak-anak lain belajar utuk berbagi; masuk taman kanak-kanak dan menerima intruksi dalam kerja kelompok; belajar bersikap sopan dan menghormati orang lain; lebih bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya sendiri.
Sekian semoga bermanfaat terimakasih...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H