Mohon tunggu...
The Children's Post
The Children's Post Mohon Tunggu... -

Unlock the fullest potential

Selanjutnya

Tutup

Politik

Surat Anak (untuk Capres-Cawapres): Dunia yang Layak Bagi Semua

10 Juni 2014   20:18 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:23 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Surat ini lahir dari keberanian untuk menghadapi pesta demokrasi Indonesia secara kritis dan argumentatif. Kiranya cukup jelas, bahwa kemajuan negeri ini tidak hanya dibebankan pada kandidat Capres dan Cawapres saja. Bahwa arah negara ditentukan oleh "tata hidup bersama" sebagaimana rumusan Thomas Hobbes dalam Leviathan. Tulisan ini menghadirkan kembali surat yang dibacakan manis oleh Ms. Gabriela dari Bolivia dan Ms. Audrey dari Monaco 14 tahun yang lalu pada pembukaan sidang PBB (special session untuk anak) 8 Mei 2002. Surat ini menjadi relevan saat utopia janji para politikus kian berkibar membuai masyarakat dewasa dalam debat berkepanjangan. Menjadi pengingat bagi generasi yang mudah lupa kepada masa depan dunia.

Kami adalah anak-anak dunia.

Kami korban dari eksploitasi kekerasan

Kami adalah anak jalanan

Kami adalah anak-anak perang

Kami adalah para terhukum dan yatim piatu HIV/ AIDS

Kami tidak mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan pelayanan kesehatan

Kami adalah korban dari situasi politik, ekonomi, kebudayaan, agama dan diskriminasi lingkungan

Kami adalah anak-anak yang suaranya tidak pernah didengar, sudah saatnya kami mulai diperhitungkan.

Kami menginginkan dunia yang layak bagi anak, karena dunia yang layak bagi kami adalah juga dunia yang layak bagi semua orang.

Di dunia ini,

Kami melihat penghargaan terhadap hak-hak anak.

Kami melihat akhir dari eksploitasi, kekejaman dan kekerasan.

Kami melihat akhir dari peperangan.

Kami melihat ketersediaan pelayanan kesehatan.

Kami melihat hilangnya HIV/ AIDS.

Kami melihat perlindungan terhadap lingkungan hidup.

Kami melihat berakhirnya lingkaran setan kemiskinan.

Kami melihat ketersediaan pendidikan.

Kami melihat partisipasi anak-anak dalam pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan hal-hal yang berpengaruh terhadap hak anak.

Saat kami berjanji untuk mendukung setiap tindakan yang diambil atas nama anak, kami juga meminta komitmen Anda semua dan dukungan terhadap tindakan kami--karena anak-anak dunia seringkali salah dimengerti.

Kami bukanlah sumber masalah; kami adalah sumberdaya yang dibutuhkan untuk memecahkan persoalan.

Kami bukanlah pengeluaran, kami adalah investasi.

Kami bukan hanya orang muda; kami adalah manusia dan penduduk dunia.

Sampai orang lain mau menerima tanggungjawabnya terhadap kami, kami akan berjuang untuk hak-hak kami.

Kami memiliki kemauan, pengetahuan, sensitifitas dan dedikasi.

Kami berjanji bahwa saat dewasa kelak, kami akan membela hal-hal setiap anak dengan hasrat dan keinginan yang sama seperti yang kami miliki saat ini sebagai anak-anak.

Kami berjanji untuk memperlakukan sesama dengan penuh martabat dan penghargaan.

Kami berjanji untuk selalu terbuka dan sensitif terhadap perbedaan yang ada di antara kami.

Kami adalah anak-anak dunia.

Terlepas dari perbedaan kami, kami mempunyai kesamaan realitas.

Kami dipersatukan oleh perjuangan kami untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik bagi semua.

Anda boleh menyebut kami sebagai masa depan, tapi kami juga adalah masa kini.


Penulis: Ni Made Ari Yuliati, S.Pd., CSM. (Pengajar di CH, Bali)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun