Mohon tunggu...
Childa
Childa Mohon Tunggu... Mahasiswa - seorang mahasiswa

saya sedang mencoba untuk lebih mengembangkan kemampuan yang sedang saya pelajari

Selanjutnya

Tutup

Bola

Sujud Memohon Maaf Polres Malang Kota, Supporter Dibentak Polisi

10 Oktober 2022   23:21 Diperbarui: 10 Oktober 2022   23:42 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Permohanan maaf yang dilakukan Polresta Malang Kota, di halaman Mapolres Malang Kota pada apel pagi 10 Oktober 2022 atas terjadinya kericuhan Kanjuruhan. Apel ini di pimpin oleh Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Budi Hermanto yang dimana seketika suasanya nya berubah.

Secara spontan jajaran polisi ini memohon kepada tuhan dan memohon maaf kepada semua korban dan keluarganya (korban tragedi Kanjuruhan Malang). Meski sebenarnya kita juga masih bingung siapa yang harus disalahkan di dalam kasus ini.

Momen apel pagi diunggah langsung pada akun Twitter @polrestamakota yang dimana foto tersebut menampakkan jajaran polisi melakukan sujud bersama di halaman Polresta Malang Kota.

“Mohon ampun kami kepada-Mu ya Rabb atas peristiwa yang terjadi pada 1 Oktober silam. Tak lupa permohonan maaf juga kami haturkan kepada korban dan keluarganya beserta Aremania Aremanita. Kabulkan doa kami, ya Rabb. #PresisiMengabdiMelayani”. Tulisan yang disertakan pada postingan tersebut.

Update terbaru Jumlah korban atas kejadian kericuhan di stadion Kanjuruhan pada saat ini telah mencapai 704 orang. yaitu termasuk luka ringan, luka berat, Meninggal, dan yang masih menjalani perawatan perawatan di rumah sakit. 

Data tersebut berdasarkan Dinas Kesehatan Pemprov Jawa Timur Sabtu (8/10) Pukul ).

Vidio supporter turun ke lapangan

Itu adalah cuplikan Vidio memohon kepada aparat agar tidak menembakkan gas air mata yang diambil oleh salah satu korban yang berada di tempat, yaitu Yohanes Prasetyo. Dalam video youtube Tragedi Kanjuruhan | Mata Najwa, Yohanes menceritakan bagaimana kronologinya tersebut.

Pada awalnya, Yohanes turun ke lapangan karena mendengar saudara- saudara aremania meminta tolong, anak kecil dan ibuibu diantaranya. Disitu ia inisiatif untuk berbicara kepada aparat. 

Ia mencoba berbicara baik baik “ pak polisi tolong jangan tembakan gas air mata ke tribun, disitu banyak anak kecil.” Kata salah satu polisi “oh iya bro bilangin teman teman mu.”

Lalu ada beberapa oknum polisi yang membentak dan menyerang Yohanes. Awalnya serangan tersebut terjadi pada kepala bagian belakang, Yohanes tidak bisa melihat siapa orang nya, karena ketika mau melihat orang nya ia terus - terusan di serang oleh oknum polisi dari kanan dan kiri.

Saat Yohanes digiring keluar oleh petugas, ia melihat gas air mata juga di luar stadion, kondisi pun sudah tidak karuan sudah terlalu berantakan ujar Yohanes.

Dengan kejadian tersebut, seluruh dunia pun ikut berduka cita untuk saudara – saudara kita yang menjadi korban. Berita nya pun sampai disiarkan oleh liputan berbagai negara. Dan kami berharap kejadian ini segara di usut tuntas dengan cara seadil – adilnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun