Motor listrik semakin populer di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Keunggulan seperti ramah lingkungan, biaya operasional yang rendah, dan kinerja yang efisien membuat kendaraan ini menjadi pilihan menarik bagi masyarakat. Namun, di balik keunggulannya, motor listrik memiliki kelemahan terselubung yang patut diperhatikan: tidak adanya suara mesin yang signifikan.
Ketika motor listrik melaju di jalan raya, suara yang dihasilkan hampir tidak terdengar, terutama pada kecepatan rendah. Hal ini disebabkan oleh teknologi motor listrik yang sangat efisien dan minim gesekan mekanis. Meskipun ini merupakan nilai tambah dalam hal kenyamanan dan pengurangan polusi suara, situasi ini juga menimbulkan risiko keselamatan.
Mengapa Tidak Adanya Suara Menjadi Masalah?
1.Sulit Dideteksi oleh Pejalan Kaki
Pejalan kaki, terutama anak-anak, lansia, dan mereka yang memiliki gangguan penglihatan, sangat bergantung pada suara kendaraan untuk mendeteksi keberadaan kendaraan di sekitar mereka. Dengan tidak adanya suara mesin yang cukup, motor listrik berisiko tidak terdeteksi oleh pejalan kaki, terutama di area padat seperti lingkungan perumahan atau persimpangan tanpa lampu lalu lintas.
2.Meningkatkan Risiko Kecelakaan di Jalan Raya
Pengendara motor listrik mungkin tidak disadari oleh pengemudi kendaraan lain, terutama di area dengan visibilitas rendah. Misalnya, di tikungan tajam atau saat melintas di belakang kendaraan besar, suara kendaraan tradisional biasanya memberikan peringatan kepada pengguna jalan lain. Ketidakhadiran suara ini pada motor listrik dapat meningkatkan risiko tabrakan.
3.Menyulitkan Hewan Peliharaan atau Liar
Hewan, baik peliharaan maupun liar, sering kali mengandalkan suara untuk mengenali keberadaan kendaraan. Motor listrik yang sunyi dapat menyebabkan hewan melintas tanpa menyadari adanya bahaya, sehingga meningkatkan risiko kecelakaan.
Langkah-Langkah Mengatasi Risiko ini
Untuk mengurangi potensi bahaya dari tidak adanya suara pada motor listrik, beberapa langkah dapat diambil: