Stasiun Manggarai kerap kali disebut sebagai stasiun tersibuk sepanjang masa. Sebelum pandemi Stasiun Manggarai melayani lebih dari 20.000 penumpang dan 616 perjalanan KRL setiap harinya.Â
Saat ini Stasiun Manggarai dalam pembangunan untuk menjadi stasiun sentral, yang ditargetkan akan beroperasi pada 2025. Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) memilih Stasiun Manggarai menjadi stasiun sentral karena posisinya yang strategis dan perannya vital dalam menunjang layanan kereta api di Ibu Kota. Stasiun Manggarai ini nantinya akan memiliki 18 jalur aktif, yang melayani kereta api (KA) jarak jauh, KRL Jabodetabek, dan KA Bandara, untuk mengakomodasi tingginya lalu lintas kereta api dan mengurangi bottleneck (kemacetan/keterlambatan) yang sering terjadi.Â
Dari 18 jalur tersebut, 8 jalur akan terletak pada lantai dasar, dan 10 jalur layang, sedangkan lantai 1 digunakan sebagai koridor atau concourse (tempat terbuka di stasiun). Nantinya, Stasiun Manggarai akan dilengkapi dengan 14 lift dan juga 14 eskalator yang menunjang pergerakan para penumpang.
Tampilan baru dari bangunan Stasiun Manggarai disebut memiliki gaya bangunan ala Jepang. Pembangunan Stasiun Manggarai ini tidak lepas dari double double track (DDT) atau jalur ganda untuk kereta layang yang dibangun secara terintegrasi.
Pembangunan Stasiun Manggarai ini dilakukan oleh Kementerian Perhubungan untuk memberikan pelayanan transportasi kereta api terbaik kepada masyarakat. Selama pembangunan Stasiun Manggarai KAI Commuter akan mengoptimalkan pelayanan kepada penumpang commuter line di Stasiun Manggarai. Namun, fasilitas ruang tunggu bagi pengunjung selama menunggu datangnya kereta tujuan masih terbilang minim.
Masih banyak pengunjung yang duduk menunggu datangnya kereta atau sekedar beristirahat di emperan koridor. Letak kursi yang disediakan hanya ada di ujung koridor dan jumlahnya terbilang minim dibandingkan penumpang yang ada. Mereka lebih memilih duduk di emperan karena lebih dekat dengan area eskalator ataupun tangga kereta tujuannya.
"Untuk fasilitas nanti kan berlanjut ya, ini kan pembangunannya belum selesai semua, ini Switch Over 6 (SO-6) nanti baru dibuka peron 4 sama peron 5 perkiraan akhir tahun ini," ujar Rai Zulkarnaen, salah satu petugas koridor di Stasiun Manggarai (20/12/22).
Pemberlakuan SO 6 akan memperluas area transit sehingga penumpukan penumpang dapat diantisipasi. Tidak seperti SO 5, SO 6 ini tidak akan menyebabkan perubahan pelayanan naik dan turun penumpang KRL di Stasiun Manggarai, maupun pola operasi perjalanan KRL. Pelaksanaan SO 6 ini juga akan memperluas area concourse atau koridor yang berada di lantai 1.
Sebelumnya penumpukan penumpang terjadi karena dulunya penumpang harus menyeberang melalui rel kereta api. Dengan Switch Over ini penumpang dapat naik dan turun untuk ke koridor dan memasuki peron tujuannya.