Terlihat juga penumpang yang duduk di emperan karena menggunakan fasilitas charger yang disediakan di koridor. Untuk saat ini juga, tidak ada kursi untuk penumpang duduk di dekat area toko kelontong dan mini market. Hal tersebut menyebabkan penumpang memilih duduk di emperan untuk memakan jajanan yang telah dibeli karena tidak tersedia kursi di sepanjang area toko kelontong sampai pada pintu keluar.
"Mungkin nanti ada ya penambahan kursi buat penumpang yang mau tunggu, mungkin untuk sekarang masih terbilang kurang ya, nanti mungkin ada penambahan dari pihak prasarananya," ucap Rai menambahkan.
Rai juga menjelaskan bagi penumpang yang duduk di emperan koridor tidak akan ditegur selama dia tidak menghalangi jalan, kecuali penumpang yang duduk di dekat tangga pasti akan ditegur oleh petugas, karena menghalangi mobilitas penumpang di Stasiun Manggarai.
“Sebagai penumpang kan kita cape juga ya, sudah desak-desakkan selama di dalam kereta, nah saat di koridor dan di peron pun engga dapat duduk, jadi kita ya mau engga mau duduk di emperan,” ungkap Melinia, salah satu penumpang di Stasiun Manggarai.
Sedangkan untuk fasilitas tunggu di peron hanya tersedia di beberapa titik saja tidak secara menyeluruh hingga ke ujung peron. Sehingga saat kondisi peron ramai banyak penumpang yang duduk maupun jongkok karena tidak kebagian bangku.
"Untuk bangkunya sudah bagus sih, cuman jumlah bangkunya terlalu sedikit dan tidak tersedia di sepanjang peron, cenderung bangkunya berpusat di tengah-tengah peron saja," ucap Melinia.
Melinia juga menambahkan bahwa bangku di peron lebih banyak daripada di koridor. Ia juga menyayangkan karena area koridor sudah luas dan bagus tata ruangnya, namun karena penumpang banyak yang duduk di emperan jadi terlihat tidak rapi.
Melihat kejadian ini terlihat bahwa fasilitas tunggu masih terbilang minim dan sangat dibutuhkan di Stasiun Manggarai, terutama di bagian koridor yang cukup luas, dan juga area dekat mini market. Sehingga nantinya akan terlihat lebih tertata dan jumlah penumpang yang duduk di emperan dapat berkurang.
Penulis : Chika Syaharani Putri, Mahasiswa Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Semester 3.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H