Mohon tunggu...
Chika Ismauzi Alfazira
Chika Ismauzi Alfazira Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Kesehatan Masyarakat

Administrasi Kebijakan Kesehatan . Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tips Menjaga Kesehatan di Era New Normal

5 September 2020   12:38 Diperbarui: 5 September 2020   12:35 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Normal baru (norba) atau the new normal jadi trending topic dikalangan masyarakat di seluruh dunia. Banyak masyarakat yang “berdiskusi” tentang new normal terkait protokol kesehatan selama pandemi virus corona (Covid-19) yang kemungkinan terus berlaku pasca-pademi. Menggunakan masker dan sering mencuci tangan akan menjadi normal baru. 

Demikian pula menjaga jarak sosial (social dsistancing), jarak fisik (physical distancing), dan menghindari kerumunan. Oganisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah merilis pedoman The New Normal. Dilansir laman halodoc, pandemi corona telah mengubah banyak hal dalam setiap sisi kehidupan. Perubahan perilaku atau yang disebut The New Normal adalah sesuatu yang dianjurkan oleh WHO. Beradaptasi dan “hidup berdampingan dengan corona” bukan sesuatu yang mudah.

Normal baru adalah perilaku dan kondisi yang tadinya dianggap asing, aneh, atau tidak lazim akan menjadi hal biasa. Pengertian The New Normal versi pemerintah antara lain dikemukakan Menko PMK Muhajir. Dilansir laman kumparan, salah satu pengertian new normal adalah mengutamakan protokol kesehatan saat melakukan berbagai aktivitas di luar rumah. 

Adaptasi Kebiasaan Baru bukan tentang pilihan cocok atau tidak cocok, bukan pula pilihan harus diterapkan atau tidak. Melainkan cara pandang baru menjalani kehidupan yang produktif dan berdampingan dengan Covid-19. Hal ini ditandai penerapan protokol kesehatan yang ketat dalam beraktivitas sehari hari seperti belanja kebutuhan rumah atau makan restoran kita harus tetap menerapkan kebiasaan baru.

Bila kebiasaan baru tidak dilakukan secara disiplin atau hanya dilakukan oleh sekelompok orang saja maka hal ini bisa menjadi ancaman wabah gelombang kedua. Kebiasaan lama yang sering dilakukan seperti bersalaman, cipika-cipiki, cium tangan, berkerumun atau bergerombol, malas cuci tangan harus mulai ditinggalkan karena mendukung penularan Covid-19. 

Diharapkan dengan seringnya menerapkan kebiasaan baru dimanapun, semakin mudah dan cepat menjadi norma individu dan norma masyarakat. Dengan demikian kita bisa bekerja, belajar, beribadah dan beraktivitas lainnya dengan aman, sehat dan produktif. Adaptasi kebiasan baru yang dimaksud ialah mamakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

Wabah virus corona yang masih berlangsung hingga saat ini membuat masyarakat harus menjaga diri agar tidak terinfeksi. Kini Indonesia telah memasuki masa New Normal , New Normal dikatakan sebagai adaptasi kebiasaan baru ditengah pandemi virus corona yang angka kesembuhannya makin meningkat. Pemerintah daerah diizinkan untuk mempersiapkan new normal jika daerah mereka berada di tingkat moderat atau sedang. Ada tiga aspek suatu daerah bisa dicabut PSBB nya dan digantikan dengan New Normal, pertama aspek epidemiologi, berapa jumlah penurunan kasus positif, yang kedua indikator public health, berapa banyak tes yang dilakukan secara masif, yang ketiga fasilitas kesehatan, seberapa banyak fasilitas yang dimiliki suatu daerah.

Pedoman The New Normal dari WHO itu antara lain:

1. Mengenakan Masker

Mengenakan masker bisa jadi kedepannya menjadi keajiban yang harus dilakukan dan diatur oleh negara/pemerintah. Sebaik-baiknya aturan ini berdasarkan motivasi bukan menerapkan denda bila tidak dipatuhi. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Benjamin Van Rooij dan Emmeke B. Kooistra dari University of Amsterdam, menunjukkan baha orang lebih mematuhi pedoman coronavirus karena mereka termotivasi bukan karena ancaman.

2. Batasan Interaksi Sosial di Tempat umum

Batasan interaksi sosial di ruang publik juga harus ada peraturannya, seperti di sekolah, tempat kerja, mall, dan transportasi. Negara-negara maju saat ini sedang memikirkan bagaimana penerapan The New Normal. Apakah ini akan membaa perubahan dalama tatanan kota atau tidak.

3. Hidup Bersih

Menjaga kebersihan sepertinya akan menjadi kebiasaan yang wajib yang harus dilakukan. Ini termasuk mencuci tangan, menggunakan masker. Kedepannya bukan tidak mungkin kita  dituntut untuk hidup lebih teratur dan menjaga kebersihan.

Menjaga kesehatan dan meningkatkan imunitas tubuh di masa pandemi merupakan cara cukup bijak agar tidak tertular Covid-19. Selain asupan makanan yang cukup, kebutuhan vitamin dan mineral juga harus dipenuhi untuk membantu meningkatkan kekebalan tubuh. Salah satu asupan vitamin yang harus diperhatikan adalah vitamin C. Vitamin C juga berperan membantu produksi kolagen dalam kulit.kolagen ini menjaga kesehatan kulit sebagai lapisan terdepan yang melindungi kesehatan tubuh. Disamping memenuhi asupan vitamin, aktivitas olahraga juga penting dalam menjaga gaya hidup seimbang.

           

Chika Ismauzi Alfazira. Peserta PBL-DR Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

Dosen Pembimbing Lapangan : Ibu Susilawati, SKM, M.Kes

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun