Mohon tunggu...
chika chintiaferari
chika chintiaferari Mohon Tunggu... Jurnalis - kompasiana

chika chintia ferari

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Ayah

30 November 2019   14:31 Diperbarui: 30 November 2019   14:33 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ayah...

Kerut didahimu

Kini mulai tampak

Senyum dibibirrmu

Kini mulai berontak

Kantung matamu pun kini seakan membengkak

Karena lelah yang selalu kau tapak

Telah rapuh tulan-tulangmu

Yang dahulu kau gunakan

Untuk memberikan kami sesuap nasi

Untuk menunaikan kewajibanmu

Sebagai kepala keluarga

Ayah...

Air mata ini tak mampu membalas semuanya

semua yang kau berikan tak ternilai harganya

kasih yang kau berikan tak tergantikan

perhatianmu kan selalu

membekas dalam ingatan

Ayah...

Kerut didahimu

Kini mulai tampak

Senyum dibibirrmu

Kini mulai berontak

Kantung matamu pun kini seakan membengkak

Karena lelah yang selalu kau tapak

Telah rapuh tulan-tulangmu

Yang dahulu kau gunakan

Untuk memberikan kami sesuap nasi

Untuk menunaikan kewajibanmu

Sebagai kepala keluarga

Ayah...

Air mata ini tak mampu membalas semuanya

semua yang kau berikan tak ternilai harganya

kasih yang kau berikan tak tergantikan

perhatianmu kan selalu

membekas dalam ingatan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun