Mohon tunggu...
Chika Aprilianti
Chika Aprilianti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepemimpinan yang Bisa Menerapkan Kedisiplinan dan Manajemen Waktu

27 September 2022   17:05 Diperbarui: 27 September 2022   17:12 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

c. Gaya kepemimpinan permisif Menurut Sudarwan Danim (2004 :76), pemimpin yang permisif adalah pemimpin yang tidak memiliki sikap yang kuat, sikapnya serba bisa. Pemimpin memberikan kebebasan kepada bawahannya agar bawahannya tidak terlalu memegang teguh masalahnya. Pemimpin permisif cenderung tidak konsisten dalam apa yang mereka lakukan. Menurut Sudarwan Danim (2004 : 77),

pemimpin permisif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Kurangnya pegangan yang kuat dan kepercayaan yang lemah.
  • Terima semua saran.
  • Lambat mengambil keputusan.
  • Banyak "menyentuh" bawahan.
  • Ramah dan tidak menyakiti bawahan.

Alasan mengapa kita harus mempunyai jiwa kepemimpinan dapat di ulas sebagai berikut :

  • Jiwa seorang pemimpin dalam diri membuat kita menjadi karakter yang kuat, sehingga tidak mudah untuk memanfaatkannya. Bila kita memiliki semangat membimbing, lebih mudah bagi kita untuk berhasil. Karena seseorang yang percaya diri sebagai seorang pemimpin tidak mudah tertinggal. Apalagi sikap asertif ini berlaku tidak hanya dalam berurusan dengan orang lain, tetapi juga pada diri sendiri. Oleh karena itu kita lebih disiplin dan tahu bagaimana menggunakan waktu dengan baik, yang merupakan kriteria untuk sukses.
  • Kepemimpinan yang tinggi mendorong kita untuk mencoba sesuatu yang penuh tantangan. Semangat kepemimpinan juga sangat mempengaruhi keputusan yang telah buat. kita tidak takut untuk mencoba tantangan baru dan berani keluar dari zona nyaman. Orang yang selalu menantang diri sendiri memberinya banyak pengalaman agar kesuksesan datang dengan cepat.
  • Menerima semangat kepemimpinan, semua kegagalan dihadapi dengan sikap dewasa. Kegagalan bukanlah masalah besar bagi seorang pemimpin sejati. kita yang memiliki jiwa kepemimpinan dalam diri dapat bangkit kembali meskipun telah gagal berkali-kali. Itu membuatmu kuat dan penuh semangat untuk memulai hal baru lagi, meski harus memulai dari awal.
  • Kepemimpinan mengharuskan kita selalu memiliki visi yang jelas tentang masa depan. Seorang visioner adalah sesuatu yang diperlukan pada orang-orang sukses. Seseorang dengan kepemimpinan yang tinggi selalu memiliki visi dalam hidup. Dia memiliki tujuan yang jelas tentang siapa yang dia inginkan dalam lima sampai sepuluh tahun ke depan. Inilah yang membedakan orang sukses dari mereka yang tidak. Mulailah menanamkan kepemimpinan dalam diri sendiri.
  • Seorang pemimpin sejati penuh dengan ambisi dan tekad sampai mimpinya menjadi kenyataan. Ketika visi dan impian sudah jelas, pemimpin mulai bertindak ambisius dan penuh semangat untuk mewujudkannya. Tidak peduli berapa banyak rintangan yang dia hadapi atau berapa banyak orang yang mengejeknya, dia tetap kuat seperti batu sampai mimpinya menjadi kenyataan.

Setelah mengetahui mengapa kita harus memiliki jiwa kepemimpinan, lalu bagaimana kita bisa menjadi seorang pemimpin yang baik dan benar untuk bisa di contoh oleh banyak kalangan? Dan bukan Cuma adil dan bijaksana tetapi bisa menjadi panutan dan contoh.

  • Selalu kendalikan emosi. Tidak ada yang menyukai orang yang emosional, dan emosi bukanlah satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah. Jadi sebagai seorang pemimpin, kita harus secerdas mungkin untuk mengendalikan emosi. Emosi negatif juga mempengaruhi pikiran dan perilaku. Dalam hal emosi, sulit bagi seseorang untuk berpikir jernih. Dampaknya kemungkinan akan terasa pada anggota timnya. Meskipun jika ada masalah, kita harus bisa tetap tenang di tengah kepanikan di antara anggota tim.
  • Belajar mengenali kekuatan seseorang. Penting bagi seorang pemimpin untuk memiliki intuisi untuk melihat kekuatan seseorang. Karena kita bisa bekerja maksimal ketika seseorang menjalankan perannya sesuai dengan kompetensinya, bukan? Seharusnya menjadi tugas setiap orang, namun sebagai seorang pemimpin yang juga melihat kinerja dan kemampuan anggotanya, alangkah baiknya jika dia bisa melihat potensi mereka dan membantu memfokuskannya.
  • Jadilah mentor, bukan diktator. Direktur dan anggota, mereka semua manusia. Jadi manajemen tidak selalu tentang perintah dan perencanaan. Dengan cara ini pemimpin menjadi penolong dan mediator. Buat anggota tim tidak takut untuk mengungkapkan pendapat mereka dan berpartisipasi dalam semua diskusi dan keputusan.
  • Memberi dan mendapatkan kepercayaan. Dapatkan kepercayaan dari anggota tim dengan mempercayai mereka juga. Tetapi kita juga harus ingat batasan yang tidak boleh mereka lewati. Kita harus yakin bahwa dapat mencapai tujuan yang diinginkan dengan tim bersama sama. kita juga harus membuat tim percaya pada kita. Bahwa kita layak menjadi orang yang mereka percayai.
  • Bersikaplah fleksibel dan selalu berhati-hati. Adalah tugas pemimpin untuk memastikan bahwa semua tugas kerja diatur dengan baik. Tetapi begitu tujuan tercapai, atau setidaknya semuanya lancar dan terkendali, tidak ada salahnya memberikan kebebasan kepada anggota tim. Beri diri sendiri ruang bernapas. Misalnya, pemetaan lokasi sambil berjalan. Berkumpul dan makan bersama. Atau jangan tetap memberikan tugas saat tugas seharusnya sudah selesai.

Selanjutnya sebagai seorang pemimpin kita juga harus mempunyai sikap disiplin, apa definisi disiplin sebenarnya? Berikut penjelasan tentang kedisiplinan yang harus di ketahui untuk menjadi seorang pemimpin.

Kata disiplin berasal dari kata latin discipulus, yang berarti mengajar atau mengikuti dengan hormat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), disiplin ilmu tersebut adalah:

  • Tata tertib (di sekolah, kantor, tentara, dll).
  • Kepatuhan terhadap aturan dan peraturan.
  • Bidang studi yang memiliki objek dan sistem tertentu.

Disiplin adalah keadaan yang diciptakan dan dikembangkan melalui perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, ketaatan, kesetiaan, ketertiban, dan/atau ketertiban. Karena menyatu dengan dirinya, maka sikap atau tindakan itu tidak lagi dianggap sebagai beban atau justru sebaliknya, membebaninya ketika ia berperilaku tidak normal (Prijodarminto, 1994).

Berikut penjelasan disiplin menurut beberapa para ahli :

Menurut Ekosiswoyo dan Rachman (2000), disiplin pada hakikatnya adalah seperangkat perilaku individu dan masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, ketaatan yang didukung oleh kesadaran akan kewajiban dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan.

Menurut Arikunto (1990), ada dua istilah yang memiliki arti yang hampir sama tetapi terbentuk satu per satu dalam pembahasan tentang disiplin. Kedua istilah tersebut adalah disiplin dan ketertiban, ada pula yang menggunakan istilah taktik dan ketertiban. Ketertiban mengacu pada kepatuhan seseorang terhadap aturan dan peraturan karena dipandu oleh sesuatu dari luar, seperti karena ia ingin menerima pujian dari atasannya. Selain itu, konsep disiplin atau taktik mengacu pada mengikuti seseorang pada aturan yang dipandu oleh kesadaran di dalam hatinya (Arikunto, 1990).

Santoso (2004) menyatakan bahwa disiplin itu teratur, misalnya disiplin dalam bekerja berarti bekerja secara teratur. Disiplin mengacu pada ketaatan dan ketaatan seseorang atau sekelompok orang terhadap norma dan aturan tertulis maupun tidak tertulis. Disiplin dibentuk dan dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan, sehingga memiliki kesadaran dan keyakinan untuk bertindak tanpa paksaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun