"Kita bertemu dengan tidak sengaja, kita tidak saling mengenal, mencari apalagi untuk berhubungan.
Bukan kita yang ingin terlahir berbeda... Ketika cinta mampu mempersatukan dua insan yang berbeda umur, derajat, kasta bahkan hal yang paling sensitif nan sakral bagi umat manusia di dunia, yaitu Agama..
Akankah cinta mampu menembus dinding perbedaan itu?
Akankah sucinya cinta bisa meluluhkan batas-batas suku agama yang masing-masing akan berjuang mempertahankan kekuatannya?
Dapatkan kita, yang telah dipersatukan oleh cinta, bersatu dalam Tuhan?"
Jakarta, 26 Juli 2009
Pagi ini disambut oleh cuaca yang cerah, seperti hari-hari sebelumnya. Jakarta, ibukota kita tercinta ini selalu dilanda macet. Suara kopaja yang membuat telingan tuli, hingga bau dari asap mobil dan bau khas kopaja harus dilewati demi mencapai sekolah baru yang akan menjadi sekolahku kelak. Ya, aku adalah calon siswa SMA, Sekolah Menengah Atas yang menjadi dambaanku selama ini. Di SMA aku bakal punya banyak teman baru, menjadi populer, disenangi kakak kelas dan memiliki pacar ganteng dan kakak kelas pastinya...
tiba-tiba DUGGGG... Â "aduhh, busehh sakit amat kepala gue, dasar kursi sialan, errrrrr.." rem mendadak kopaja menyadarkan gue dari khayalan gue tentang sekolah yang akan gue datangin sebentar lagi.
"Makanya jangan menghayal mulu, sakit kan kalo sadar.." kata Rika sambil tertawa dengan ciri khas senyumannya, yaitu matanya yang ikutan merem saat dia ketawa hihihi:P
Rika ini adalah temen seperjuangan gue dari SMP, meski kita berbeda kelas saat SMP namun kita tetap akrab, dia dan pacarnya, Dimas sama-sama berangkat menuju sekolah. Hari pertama bagi gue dan Rika merasakan duduk dibangku SMA dan juga Dimas, pacarnya Rika yang telah menjadi kakak kelas di SMA.
"Tau nihh, gimana sih bang pake rem mendadak segala, gue kan lagi seru-serunya nghayal" kata gue ngegerutu sendiri.