Mohon tunggu...
Frichicilia Grace Stahlumb
Frichicilia Grace Stahlumb Mohon Tunggu... Lainnya - No Sound Without Silence =)

We don't live our lives hoping to be understand by others. We just do our best to make the right choice. Catch me on: instagram: chicigrace || twitter: @chicigrace || email: chiciracetia@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bahagia Itu Bukan Seberapa Banyak yang Kita Miliki, tetapi Seberapa Banyak yang Kita Nikmati

31 Desember 2020   15:37 Diperbarui: 29 April 2021   07:06 1531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
[Source: behance.net]

Oleh karena itu, ketika saya dapat notifikasi kurir akan segera mengantar pesanan ke rumah, saya berusaha membantu mereka dengan tetap stay di rumah, handphone selalu aktif, dan siap menunggu kurir datang. 

Saya tidak ingin menyulitkan mereka, karena saya sesekali melihat beberapa tetangga saya kadang susah dihubungi dan dipanggil oleh sang kurir, sehingga mereka jadi menunggu lama tanpa kepastian. Kadang saya merasa kasihan dan jadi ikut merasakan apabila di posisi itu. 

Jika ada rejeki lebih, saya memberikan tip kepada kurir tersebut sebagai bentuk apresiasi kerja mereka. Dengan tidak membuat kesulitan kepada para kurir serta melihat para kurir yang terbantu dengan sikap kita, saya rasa itu sudah membuat mereka bahagia.

Cerita lainnya yaitu berbagi setitik kebahagiaan di lingkungan tempat saya tinggal. Di lingkungan tempat saya tinggal ada banyak penjual keliling yang setiap hari melewati rumah saya, bahkan saya mengenal dengan baik beberapa penjual keliling tersebut. 

Biasanya setiap tiga atau empat bulan sekali saya memberikan pakaian yang sudah tidak muat dipakai tapi layak dipakai kepada para penjual keliling tersebut. 

Karena menurut saya daripada pakaian yang tidak muat dibiarkan bertumpuk-tumpuk di lemari mending saya berikan kepada para penjual keliling, hitung-hitung saling membantu dan berbagi satu sama lain. 

Saya sangat senang ketika melihat mereka bersyukur dengan pemberian kecil saya, bahkan terkadang ada yang sampai mendoakan saya dan keluarga saya. Saya tidak menyangka ketulusan saya bisa mendatangkan ketulusan dan kebaikan yang jauh lebih besar dari orang-orang yang sangat tangguh buat saya.

Memang pencapaian saya belum seperti orang-orang yang menyantuni anak-anak di panti asuhan atau ikut komunitas-komunitas berbagi untuk orang yang tidak mampu, meskipun dari hati kecil saya ingin sekali melakukan kegiatan itu suatu hari nanti. 

Tapi saya percaya dan yakin, bahwa hal-hal kecil yang saya lakukan, apabila saya melakukannya dengan tulus dan ikhlas, pasti orang-orang akan senang menerimanya. Melihat orang lain tersenyum dan optimis karena perbuatan saya, buat saya itu adalah kebahagiaan terbesar saya hingga menciptakan kesan tersendiri yang tak akan bisa dilupakan.

Terima Diri Kita Apa Adanya, Nikmati dan Sebarkan Bahagiamu Kepada Orang Terkasih

Bahagia itu datang dari diri kita sendiri dan kitalah yang menciptakan bahagia itu. Bagaimana bisa? Kuncinya sederhana saja, menerima diri kita apa adanya, mau menerima kekurangan kita, dan bersyukur dengan keadaan sekarang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun