Mohon tunggu...
Frichicilia Grace Stahlumb
Frichicilia Grace Stahlumb Mohon Tunggu... Lainnya - No Sound Without Silence =)

We don't live our lives hoping to be understand by others. We just do our best to make the right choice. Catch me on: instagram: chicigrace || twitter: @chicigrace || email: chiciracetia@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Program Keluarga Harapan: Secercah Harapan Menuju Indonesia Sejahtera

2 Maret 2019   21:40 Diperbarui: 2 Maret 2019   21:58 1127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: toppicture.icu

Sejak saya duduk di bangku Sekolah Dasar, saya selalu ingat ketika pelajaran IPS guru saya membahas mengenai negara Indonesia. Beliau menjelaskan bahwa Indonesia adalah negara besar tetapi kenapa masih disebut sebagai negara berkembang? Salah satu penyebabnya adalah kesejahteraan sosial yang masih rendah.

Memang pada saat itu saya akui masalah kesejahteraan sosial di Indonesia merupakan hal yang harus segera diselesaikan oleh pemerintah, terlebih pemerataan penduduk Indonesia yang masih belum merata. Untuk mengatasi hal tersebut tidaklah singkat, butuh proses, usaha, dan kerja keras yang kenyataannya tidak semudah kita membalikkan telapak tangan.

Ada berbagai macam program yang dicanangkan pemerintah agar masyarakat bisa memulai menata kehidupannya lebih baik. Di tahun 2007 pemerintah melalui Kementerian Sosial mengeluarkan sebuah 'harapan' baru untuk masyarakat Indonesia yang diberi nama Program Keluarga Harapan (PKH) dan sedikit demi sedikit hasil dari program PKH ini mulai menunjukkan hasil positif bahkan sudah banyak masyarakat kita dapat hidup mandiri dan layak dari PKH ini, dan tidak terasa sudah 12 tahun PKH hadir sebagai 'kail' masyarakat Indonesia untuk memulai hidup sejahtera.

Mungkin ada beberapa pembaca yang baru mendengar istilah PKH dan masi merasa asing. Apa sih PKH itu? Kok saya baru tau pemerintah punya ide PKH yaah? Apakah PKH sudah membuat masyarakat sejahtera? Biar para teman-teman pembaca tidak bingung, yuk kita bahas lebih lanjut program ini!

Sekilas Tentang Program Keluarga Harapan

Nah, buat yang masih awam tentang Program Keluarga Harapan saya akan memberi penjelasan singkat yang datanya saya kutip dari website Kementerian Sosial.

Program Keluarga Harapan (PKH) itu apa sih?

Program Keluarga Harapan yang selanjutnya disebut PKH adalah program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang ditetapkan sebagai keluarga penerima manfaat PKH.

PKH sendiri dimulai pada tahun 2007 dengan harapan PKH dapat mengurangi angka dan memutus rantai kemiskinan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta mengubah perilaku yang kurang mendukung peningkatan kesejahteraan dari kelompok paling miskin. Dalam jangka pendek program ini bertujuan mengurangi beban RTSM (Rumah Tangga Sangat Miskin) dan dalam jangka panjang diharapkan dapat memutus mata rantai kemiskinan antar-generasi, sehingga generasi berikutnya dapat keluar dari perangkap kemiskinan.

Di dunia internasional Program Perlindungan Sosial seperti PKH dikenal dengan istilah Conditional Cash Transfers (CCT) dan terbukti cukup berhasil dalam menanggulangi kemiskinan yang dihadapi negara-negara tersebut, terutama masalah kemiskinan kronis.

Sekarang, kita sudah tahu pengertian dan alasan adanya PKH. Lalu, siapa sih yang berhak menerima bantuan Program Keluarga Harapan ini?

PKH diberikan kepada Keluarga Sangat Miskin (KSM), di mana seluruh KSM dalam 1 rumah tangga berhak menerima bantuan apabila memenuhi kriteria kepesertaan program dan mampu memenuhi kewajibannya. Data KSM diperoleh dari Basis Data Terpadu dan sewaktu registrasi memenuhi sedikitnya satu kriteria kepesertaan PKH, yaitu:

  1. Ibu hamil/nifas/anak balita
  2. Anak pra sekolah/belum masuk pendidikan dasar (usia 5-7 tahun)
  3. Anak sekolah SD/MI/Paket A/SDLB (usia 7-12 tahun)
  4. Anak sekolah SLTP/MTs/Paket B/SMLB (Usia 12-15 tahun)
  5. Anak usia 15-18 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan dasar

Apakah PKH ini bersifat selamanya?

PKH termasuk program jangka panjang, namun kepesertaan PKH tidak permanen. Kepesertaan PKH selama 6 tahun, selama masih memenuhi persyaratan, apabila tidak lagi memenuhi persyaratan maka mereka harus keluar secara alamiah. Untuk peserta PKH yang tidak keluar alamiah, setelah 6 tahun diharapkan terjadi perubahan perilaku dalam bidang pendidikan, kesehatan dan peningkatan status sosial ekonomi.

Tahun kelima kepesertaan PKH akan dilakukan resertifikasi, yaitu pendataan ulang pada tahun kelima kepesertaan rumah tangga dengan menggunakan metoda tertentu. Resertifikasi melihat kondisi sosial ekonomi serta syarat kepesertaan PKH. Rumah tangga yang tidak memenuhi persyaratan akan keluar dari program (Lulus), sementara yang masih memenuhi persyaratan akan menerima tambahan program 3 tahun (Transisi).

Rumah Tangga Transisi diwajibkan mengikuti kegiatan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) untuk memperoleh pengetahuan Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga. Rumah Tangga yang Lulus direkomendasikan menerima program perlindungan sosial lainnya.

Agar lebih mudah memahaminya, saya memberikan beberapa infografis menarik terkait Program Keluarga Harapan (PKH).

Infografis PKH 1/indonesiabaik.id
Infografis PKH 1/indonesiabaik.id
Infografis PKH 2/sumber: akurat.co
Infografis PKH 2/sumber: akurat.co
Keberhasilan Program Keluarga Harapan

Harus diakui, sedikit-banyaknya Program Keluarga Harapan (PKH) telah membawa perubahan besar bagi masyarakat Indonesia. Mulai dari keluarga yang dapat memulai usahanya secara mandiri , keluarga yang mendapat pembekalan dan ilmu baru untuk belajar 'mandiri' , hingga keluarga yang mampu mengantarkan anak-anaknya sekolah ke jenjang paling tinggi .

Keberhasilan Program Keluarga Harapan ini tidak lepas dari peran pemerintah dan Kemensos untuk selalu memantau perkembangan program ini. Bahkan, 15 negara lain mendatangi Indonesia pada 14 November 2018 hanya untuk mempelajari sistem PKH. Mereka menilai PKH di Indonesia berjalan sangat sukses .

Disini dapat dijelaskan ada beberapa hal yang menunjang keberhasilan PKH:

  • Kontrol Ketat. Salah satu keberhasilan PKH adalah dengan adanya kontrol dan bimbingan yang ketat kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM), yang dilakukan oleh pendamping PKH dan Peksos Supervisor. Juga dalam melakukan pengawasan dan bimbingan kepada KPM, dilakukan secara berjenjang dan mereka bertanggung jawab langsung kepada Kementerian Sosial RI.
  • Aspek Pendamping PKH. PKH tidaklah cukup dengan hanya memberikan bantuan tunai bagi keluarga miskin, lantas kemudian dapat langsung mengakses kesehatan dan memanfaatkan fasilitas pendidikan bagi anak-anak mereka. Pada titik ini dibutuhkan adanya faktor pendorong atau pengungkit (leverage) yang kuat agar mereka bisa "move on" dari kemiskinan. 

  • Hal paling krusial dari program PKH terletak pada pendampingan bagi peserta PKH. Pada titik inilah keberadaan pendamping PKH menjadi penting. Pendamping PKH menjadi ujung-tombak dan eksistensinya dapat menjadi faktor penentu keberhasilan PKH. Terbukti saat ini sudah ada sekitar 18 ribu jumlah pendamping di seluruh Indonesia. Apalagi PKH telah menjadi program unggulan untuk mengatasi kemiskinan di negara berpenduduk hampir 250 juta.

Opini Saya tentang Program Keluarga Harapan

12 tahun sudah Program Keluarga Harapan hadir untuk memberi 'harapan' kepada masyarakat Indonesia. Saya pribadi menilai ada beberapa hal positif yang dapat kita ambil dari PKH; diantaranya:

  • Masyarakat secara tidak langsung diajarkan untuk mencari dengan modal yang ada, bukan menerima mentah-mentah tanpa ada manfaat yang dirasakan alias 'disuapin'. Kenapa saya bilang seperti itu? Karena hidup tidak selamanya statis. Ada berbagai macam gejolak disana-sini yang siap menghadang dan sebagai masyarakat harus dituntut untuk melawan dan menghadapinya dengan bekal yang ada. 

  • Menurut saya, PKH tidak hanya sekedar memberi bantuan uang tunai, tetapi juga memberikan pembekalan-pembekalan rutin kepada para keluarga penerima. Bahkan para keluarga penerima PKH diberi pembekalan agar para penerima tidak gaptek  karena di jaman sekarang ini adalah jaman yang benar-benar mengandalkan teknologi untuk menopang kehidupan, sehingga apabila para keluarga penerima PKH tidak ada pengetahuan dasar tentang teknologi, dipastikan mereka akan stuck dan sulit berkembang. 
  • Jadi menurut saya Kemensos sudah baik dalam memberikan pembekalan dalam jangka panjang kepada para penerima PKH.

  • Program Keluarga Harapan secara tidak langsung telah mencerminkan sebagai pengamalan sila ke-5 Pancasila "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia". Karena seluruh masyarakat berhak menerima hak dan kewajibannya tanpa terkecuali, termasuk hak untuk hidup sejahtera. PKH hadir sebagai angin segar bagi masyarakat sehingga tidak ada lagi berita mengenai banyaknya siswa putus sekolah, banyaknya balita yang masih kekurangan gizi, ataupun masyarakat yang kesulitan mencari lapangan pekerjaan.

Terlepas dari hal-hal positif ini, saya memiliki beberapa saran agar kedepannya Program Keluarga Harapan dapat berjalan lancar yaitu:

  • Masih ada beberapa daerah dan beberapa masyarakat penerima PKH yang belum mendapat pembekalan dasar mengenai teknologi . Saya menekankan sekali hal ini karena menurut saya tekonologi merupakan hal paling penting di era yang menuntut semua serba digital, setidaknya dalam konteks kecil saja seperti pemakaian internet.

  • Jangan sampai dana yang diterima keluarga penerima PKH disalahgunakan. Karena PKH sendiri bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat (pendidikan, gizi, anak), bukan mensejahterahkan kantong diri sendiri . Karena saya yakin, masih banyak masyarakat-masyarakat lain yang butuh sekali bantuan dana dan pembelajaran baru melalui PKH.
  • Agar Kemensos lebih memperhatikan pemerataan wilayah dan masyarakat yang menerima PKH, karena masih saja ditemukan dalam satu wilayah masyarakat tidak mampu yang belum menerima bantuan  PKH diantara segelintir penerima PKH.

Mungkin, ini adalah sedikit cerita saya mengenai Program Keluarga Harapan. Saya berharap program ini terus berjalan, berjalan untuk membuat cita-cita dan impian masyarakat Indonesia tercapai tanpa harus memikirkan masalah biaya, dan ketika sudah keluar dari PKH, masyarakat dapat lebih siap menata hidup mereka dengan bekal ilmu yang mereka dapat ketika pelatihan. Dan perlahan tapi pasti angka kemiskinan di Indonesia pun bisa terus menurun dan menunjukan tren ke arah positif, masyarakat Indonesia yang sehat, mampu, dan sejahtera!

Ini cerita saya tentang PKH, bagaimana dengan kalian? ^^

Rujukan + Credit Pictures:

cermati.com

kemsos.go.id

indonesiabaik.id

akurat.co

bbppkspadang.kemsos.go.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun