Mohon tunggu...
Frichicilia Grace Stahlumb
Frichicilia Grace Stahlumb Mohon Tunggu... Lainnya - No Sound Without Silence =)

We don't live our lives hoping to be understand by others. We just do our best to make the right choice. Catch me on: instagram: chicigrace || twitter: @chicigrace || email: chiciracetia@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Program Keluarga Harapan: Secercah Harapan Menuju Indonesia Sejahtera

2 Maret 2019   21:40 Diperbarui: 2 Maret 2019   21:58 1127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Infografis PKH 2/sumber: akurat.co

12 tahun sudah Program Keluarga Harapan hadir untuk memberi 'harapan' kepada masyarakat Indonesia. Saya pribadi menilai ada beberapa hal positif yang dapat kita ambil dari PKH; diantaranya:

  • Masyarakat secara tidak langsung diajarkan untuk mencari dengan modal yang ada, bukan menerima mentah-mentah tanpa ada manfaat yang dirasakan alias 'disuapin'. Kenapa saya bilang seperti itu? Karena hidup tidak selamanya statis. Ada berbagai macam gejolak disana-sini yang siap menghadang dan sebagai masyarakat harus dituntut untuk melawan dan menghadapinya dengan bekal yang ada. 

  • Menurut saya, PKH tidak hanya sekedar memberi bantuan uang tunai, tetapi juga memberikan pembekalan-pembekalan rutin kepada para keluarga penerima. Bahkan para keluarga penerima PKH diberi pembekalan agar para penerima tidak gaptek  karena di jaman sekarang ini adalah jaman yang benar-benar mengandalkan teknologi untuk menopang kehidupan, sehingga apabila para keluarga penerima PKH tidak ada pengetahuan dasar tentang teknologi, dipastikan mereka akan stuck dan sulit berkembang. 
  • Jadi menurut saya Kemensos sudah baik dalam memberikan pembekalan dalam jangka panjang kepada para penerima PKH.

  • Program Keluarga Harapan secara tidak langsung telah mencerminkan sebagai pengamalan sila ke-5 Pancasila "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia". Karena seluruh masyarakat berhak menerima hak dan kewajibannya tanpa terkecuali, termasuk hak untuk hidup sejahtera. PKH hadir sebagai angin segar bagi masyarakat sehingga tidak ada lagi berita mengenai banyaknya siswa putus sekolah, banyaknya balita yang masih kekurangan gizi, ataupun masyarakat yang kesulitan mencari lapangan pekerjaan.

Terlepas dari hal-hal positif ini, saya memiliki beberapa saran agar kedepannya Program Keluarga Harapan dapat berjalan lancar yaitu:

  • Masih ada beberapa daerah dan beberapa masyarakat penerima PKH yang belum mendapat pembekalan dasar mengenai teknologi . Saya menekankan sekali hal ini karena menurut saya tekonologi merupakan hal paling penting di era yang menuntut semua serba digital, setidaknya dalam konteks kecil saja seperti pemakaian internet.

  • Jangan sampai dana yang diterima keluarga penerima PKH disalahgunakan. Karena PKH sendiri bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat (pendidikan, gizi, anak), bukan mensejahterahkan kantong diri sendiri . Karena saya yakin, masih banyak masyarakat-masyarakat lain yang butuh sekali bantuan dana dan pembelajaran baru melalui PKH.
  • Agar Kemensos lebih memperhatikan pemerataan wilayah dan masyarakat yang menerima PKH, karena masih saja ditemukan dalam satu wilayah masyarakat tidak mampu yang belum menerima bantuan  PKH diantara segelintir penerima PKH.

Mungkin, ini adalah sedikit cerita saya mengenai Program Keluarga Harapan. Saya berharap program ini terus berjalan, berjalan untuk membuat cita-cita dan impian masyarakat Indonesia tercapai tanpa harus memikirkan masalah biaya, dan ketika sudah keluar dari PKH, masyarakat dapat lebih siap menata hidup mereka dengan bekal ilmu yang mereka dapat ketika pelatihan. Dan perlahan tapi pasti angka kemiskinan di Indonesia pun bisa terus menurun dan menunjukan tren ke arah positif, masyarakat Indonesia yang sehat, mampu, dan sejahtera!

Ini cerita saya tentang PKH, bagaimana dengan kalian? ^^

Rujukan + Credit Pictures:

cermati.com

kemsos.go.id

indonesiabaik.id

akurat.co

bbppkspadang.kemsos.go.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun