KOGNITIF
Kemampuan kognitif adalah kemampuan anak untuk berpikir, bernalar, dan memecahkan masalah yang lebih kompleks. Perkembangan kemampuan kognitif anak akan memudahkan mereka untuk menguasai pengetahuan umum yang lebih luas dan memungkinkan mereka untuk menggunakannya secara normal dalam kehidupan sehari-hari. Pada aspek perkembangan kognitif anak  diharapkan mampu memiliki kemampuan untuk berpikir logis, berpikir kritis, memberikan alasan, mampu memecahkan masalah, dan mampu menemukan hubungan sebab akibat dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Namun, perkembangan kognitif setiap anak akan berbeda dikarenakan perbedaan karakteristiknya yaitu kombinasi antara kematangan anak dan lingkungannya yang disebut juga dengan kognisi.
BAHASAÂ
Perkembangan Bahasa merupakan indikator perkembangan. Perkembangan bahasa adalah suatu  proses perkembangan pada anak yang mencakup aspek reseptif dan ekspresif. Kemampuan untuk memahami apa yang dirasakan dan didengar merupakan aspek reseptif dari Bahasa sedangkan Kemampuan untuk berkomunikasi secara simbolik melalui sarana visual dan pendengaran dikenal sebagai bahasa ekspresif. Perkembangan bahasa anak dipengaruhi oleh lingkungan, bakat bawaan, atau faktor pendukung lainnya, termasuk perkembangan fisik dan intelektualnya. Anak akan dapat mengembangkan keterampilan sosialnya melalui bahasa, sehingga memiliki keterampilan berbahasa yang baik sangatlah penting. Menguasai keterampilan bahasa seseorang adalah langkah pertama menuju kompetensi sosial. Anak mampu mengkomunikasikan pemikirannya kepada orang lain sehingga dapat dipahami dan membentuk hubungan sosial. Oleh karena itu, tidak heran jika bahasa dianggap sebagai ukuran keberhasilan seorang anak.
Saat ini mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Kamda Cibiru telah melaksanakan implementasi media stimulasi perkembangan kognitif dan bahasa pada anak. Media tersebut telah diimplementasikan pada siswa kelas 4 SD yang berjumlah 26 orang, serta dilaksanakan pada tanggal 13 April 2023 di SD Negeri Percobaan yang beralamat di Cibiru Wetan, Kec. Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat 40626. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari tugas perkuliahan yang dilaksanakan secara project Based Learning (PjBL) pada mata kuliah Perkembangan Peserta Didik SD yang diampu oleh ibu Triana Lestari, S.Psi., M.Pd. Metode PJBL ini merupakan metode pembelajaran  berbasis proyek, memanfaatkan proyek dan kegiatan sebagai media. Untuk menghasilkan berbagai hasil belajar, mahasiswa menyelidiki, mengevaluasi, menafsirkan, dan mensintesis informasi. Model pembelajaran ini  berpusat pada mahasiswa untuk melakukan kajian mendalam. Adapun manfaat dari metode ini yaitu, menawarkan kesempatan untuk belajar, membantu menghubungkan dengan kehidupan di luar kampus dan memberikan kesempatan yang luar biasa karena mahasiswa akan berperan menjadi seorang profesional yang mencoba memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Bersama dengan bimbingan dari dosen tersebut, projek ini dilaksanakan oleh empat mahasiswa yaitu atas nama Chichi Elsa Nurhayati, Fatimatul Zahro, Fitria Hardiyanti, Windy Fazri Nurramdhani yang merupakan mahasiswa program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.Â
Permasalahan yang diamati
Pada saat observasi dilaksanakan, kami menemukan beberapa anak yang tidak mencapai indikator perilaku perkembangan kognitif dan bahasa. Peneliti memiliki 10 indikator aspek yang diamati, dari 10 aspek tersebut dapat menentukan perkembangan kognitif di kelas 4 SD Negeri Percobaan ini terbilang baik atau tidak. Indikator tersebut yaitu sebagai berikut.
Pertama, Anak mampu mengubah bentuk 3 dimensi kedalam bentuk 2 dimensi dalam sebuah gambar.
 Kedua, Anak mampu berpikir kritis saat menyelesaikan masalah
Ketiga, Anak mampu memikirkan  strategi untuk tantangan yang  dihadapi selanjutnya.
Keempat, Anak mampu menuangkan imajinasinya untuk memecahkan masalah.
Kelima, Anak mampu menggali informasi untuk mencapai tujuan awal.
Keenam, Anak mampu berusaha memperbaiki ketika melakukan kesalahan.
Ketujuh, Anak mampu berpikir logis dalam menentukan dan membedakan warna.
Kedelapan, Anak mampu mengurutkan angka dari terkecil hingga terbesar.
 Kesembilan, Mengenal suara-suara hewan/benda yang ada di sekitarnya.Â
Kesepuluh, Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain.Â
Anak yang tidak mencapai indikator perkembangan ini perlu mendapatkan stimulasi. Baik dari aspek kognitif maupun aspek bahasa komponen-komponen tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Oleh karena itu untuk mencapai indikator yang ada maka anak harus diberikan stimulasi yang tepat agar tidak menghambat perkembangannya melalui media pembelajaran berupa permainan monopoly land.
Gagasan Pengembangan Media Stimulasi Perkembangan
Game educative Monopoly Land merupakan media pembelajaran yang dirancang untuk mengasah serta menstimulasi kemampuan peserta didik dalam area perkembangan kognitif serta bahasa. Game dengan tujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik, kemampuan merancang strategi dalam menghadapi suatu masalah, ketangkasan dalam bermain serta berbagai indikator perilaku dalam dimensi perkembangan kognitif tahap operasional konkrit dan perkembangan bahasa dimensi bahasa reseptif dan ekspresif. Fasilitator membagi permainan ke dalam beberapa mini games yang mengacu pada indikator perkembangan ranah kognitif dan bahasa. Mini Games ini merupakan permainan-permainan kecil yang terdapat di dalam media stimulasi "game educative monopoly land". Beberapa mini games tersebut yaitu, estafet gambar, sambung kata terakhir, menyusun kartu, menjelaskan ciri-ciri, perkalian cepat, mengeja kata, mengurutkan dan mengumpulkan kartu, menirukan suara binatang dan bermain peran. Media ini dirancang berdasarkan kesesuaian alat pada mini games dengan memanfaatkan barang bekas yang hasilnya berupa papan bermain, kartu hukuman dan kartu kesempatan.
    Media stimulasi ini dirancang dengan beragam pokok bahasan untuk mencapai kepada indikator perkembangan yang optimal pada perkembangan kognitif dan bahasa dengan merujuk pada teori jean piaget dan teori bahasa ekspresif dan reseptif. Pokok bahasan tersebut diantaranya, keterampilan berpikir kreatif, critical thinking, keterampilan penalaran, keterampilan klasifikasi, keterampilan bertanya, kemampuan dalam menyimak (bahasa reseptif) dan kemampuan anak dalam mengkomunikasikan konsep atau pikiran (bahasa ekspresif).Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H