Mohon tunggu...
Chibi Ranran
Chibi Ranran Mohon Tunggu... -

Chibi Ranran, sebuah nama pena yang tidak sengaja muncul pada tahun 2004. Jika Chibi adalah nickname saya, Ranran adalah pengulangan silabel pertama dari nama depan saya, Ran. Menjadi blogger sejak 2009 (chibiranran.wordpress.com) dan mengelola help center bernama Chibi Ranran Help Center (chibiranranhelpcenter.com) sejak 2013. (Email: chibi.ranran@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jadi Mau Pilih yang Mana?

19 Februari 2011   02:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:28 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Huehehehehe… Tapi aku tidak suka kawan2nya. Tengok saja mereka, kumpul2 hingga fajar menyingsing. Entah apa yang mereka bicarakan. Ooooh… pening kepalaku!!” kata Chi beribu alasan.

“Tapi dia baik kan… Lelaki paling baik yang pernah kutemui…” jawab hati pelan sambil mencuri pandang ke arah Chi.

“Mmmm… yaaa… kupikir juga begitu. Namun, ada hal prinsipil yang tak bisa kuganggu gugat. Tak bisa kutolerir, tak bisa kunegosiasikan….” ujar Chi sambil menunduk.

“Gaya hidupnya terlalu kekanakan bagimu? Tak ada aturan akan waktu maksudmu?”  cecar hati pada Chi.

“Ya…” jawab Chi pelan.

“Tak bisa kah dikompromikan?” tanya hati.

“Entah…. Itu yang aku tak tahu… Namun, pernah sekali kutanyakan. Dan ia menjawab dengan riang bahwa yang dilakukannya itu tak mengapa. Malah mau diajak anak istrinya kelak untuk hidup seperti itu. Bisa cilaka aku!” jelas Chi.

“Ya, ya, ya. Oohh… lalu bagaimana dengan lelaki brewok yang tempo hari mengajakmu main kembang api??”

“Hahaha…. Tak mungkin lah. Hati kami berbeda. Kau mengerti maksudku kan?” tanya Chi yang dibalas anggukan oleh hati.

“Lalu… lelaki yang juga bekerja di rumah sakit itu, yang berjanji mengajakmu kencan. Apa kabar dirinya?” tanya hati.

“Tak tahulah… Tak bisa kupegang omongannya. Tak ada janji yang ditepatinya. Kacau juga dirinya. Hahaha…” kata Chi sambil tertawa miris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun