***
Desamu mulai ramai dan dilanda ketakutan. Setiap malam Jumat, akan ada anak perawan yang hilang, keesokan paginya, kembali dengan tubuh kurus, hanya tulang berbalut kulit dengan mata cekung. Tidak hanya itu, wanita hamil pun takut jika harus keluar dari rumah.
Saat itu, tepat hari Jumat dan tanggal 13, kamu mulai mencari mangsa. Dengan merapalkan mantra dari sang dukun, kamu mencoba menyirep semua warga desa. Setelah mereka tertidur, mengedap-endap kamu masuk ke rumah warga yang memiliki anak perawan, kemudian kamu membawanya ke gubuk dalam hutan yang tidak jauh dari rumahmu.
Di dalam gubuk itu, kamu membaringkan dan menyerahkan gadis tersebut kepada sosok yang mendiami tubuhmu. Mereka menghisap sari kehidupan melalui mulut dan hidung, kemudian beralih ke kemaluan. Kamu meninggalkan anak perawan itu sedirian di sana dan kembali.
Keesokan hari, kamu mencari wanita hamil. Kamu teringat dengan tetangga belakang rumah yang baru saja menikah dan hamil muda. Kamu medatanginya dan berpura-pura memberi makanan.
"Aku jadi pengen juga, semoga cepat dapat jodohnya," ujarmu tersenyum ramah sambil mengusap perut wanita itu.
Wanita di hadapanmu membalas senyum tanpa curiga, lalu mengaminkan ucapanmu. Kamu kembali, tidak lama terdengar suara gaduh para warga kehilangan anak perawan. Kamu berpura-pura berbaur dan mencari gadis itu. Namun, belum selesai dengan kegaduhan itu, dari arah rumah yang kamu singgahi, terdengar suara terikan. Sebagian warga dan juga kamu berlari ke sana.
Semua orang terkejut melihat wanita hamil itu terjatuh di belakang rumah. Darah mengalir dari sela selangkangan. Orang-orang panik dan membawa wanita hamil itu ke dalam.
Sejak saat itu, setiap hari Jumat, kamu akan mencari darah perawan dan menyerahkan darah tersebut kepada makhluk-makhluk itu. Kamu semakin menikamti hasilnya. Wajahmu menjadi daya tarik kaum laki-laki. Tidak hanya itu, anak pemilik perusahaan yang menghinamu, kini datang dan meminta kamu menjadi istri.Â
 ***
Selama 10 tahun tidak ada yang mengetahui ritual yang kamu lakukan. Akan tetapi, di bulan Suro, kamu tidak dapat menyiapkan tumbal lagi karena kamu sedang mengandung anak yang telah lama kamu idamkan. Selama ini, kamu takut hamil, kamu takut jika janin yang di perutmu akan mereka ambil sehingga kamu menunda kehamilan. Â