Mohon tunggu...
Chiavieth Annisa
Chiavieth Annisa Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Kenapa bercerai? "Anna, ini surat cerainya, kamu tinggal tanda tang... Baca selengkapnya di aplikasi KBM App. Klik link di bawah : https://read.kbm.id/book/read/82d6fdcb-4cc0-45a3-988e-fa2598e8401a/b0fefe4b-0f92-4e4a-ac56-0793fcad5fa3

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Menemukan Keseimbangan dalam Dunia Digital

30 Maret 2024   06:34 Diperbarui: 30 Maret 2024   06:50 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Saat itu dia duduk di sudut kamar, menatap layar ponsel dengan tatapan kosong. Jarum jam terus bergerak, mengingatkannya bahwa waktu berbuka puasa semakin dekat. Namun, dia merasa hampa.

Pernah sekali ingatannya terpacu pada ceramah yang tak sengaja di dengarnya, itu tentang puasa media sosial. Dia mulai menyadari, bahwa dirinya telah terjebak dalam dunia maya yang tak berujung.

Setiap hari, dia menghabiskan waktu berjam-jam di media sosial, memperhatikan kehidupan orang lain, dan melupakan makna sebenarnya dari bulan suci ini.

 Namun ketika mendengar ceramah itu, hatinya bergetar, dia memutuskan untuk mencoba melakukan apa yang di maksud dengan puasa media sosial. Dia ingin mengambil jeda dari dunia maya yang menghantui hidupnya. Dia juga ingin merasakan kehadiran Allah dalam setiap detik Ramadhan.

 

Dan mulai esoknya, itu adalah pertama kalinya dia berpuasa media sosial, dia merasa canggung. Namun,  dia tergoda karena telah terbiasa dengan kebiasaan menggulir layar di ponselnya itu demi mencari hiburan instan. Namun, karena dia bertekad untuk mengubah kebiasaan buruk itu. Dia segera menggantinya dengan membaca Al-Qur'an, berdoa, dan merenungkan makna ayat yang dia lantunkan.

 

Sampai akhirnya, dia merasa perubahan pada dirinya, merasa lebih dekat dengan Allah, dan setiap sujudnya terasa lebih tulus. Bahkan bacaan Al-Qur'an semakin memiliki makna yang lebih mendalam. Dia merasakan kedamaian untuk pertama kalinya.

 Saat itu dia berkata, "Aku baru tahu bahwa keindahan ramadhan bukan hanya menahan dan menanti hari raya, tapi keindahan Ramadhan yang sebenarnya, aku bisa melihat saudara-saudaraku yang berjuang di seluruh dunia, berpuasa dengan penuh kesabaran dan keteguhan iman."

Jadi, bagaimana menurut Anda? Apakah Anda siap untuk mencoba puasa media sosial? Ingatlah, tujuannya bukan untuk menghukum diri sendiri, tetapi untuk menciptakan keseimbangan dan kesejahteraan dalam hidup kita. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun