Mohon tunggu...
Chi Erika
Chi Erika Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terbangnya Sang Angsa Kertas

6 Februari 2017   21:03 Diperbarui: 6 Februari 2017   21:14 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Betapa hati Rida ini berbunga..

Apabila dimainkan suling, tentu sukma riangnya meliuk-liuk ikuti irama, mematuhi sang pawang.

Pikirannya terpaku pada janji ayahanda tercinta - mengajak mereka sekeluarga berlibur ke destinasi wisata terindah di dunia. Dunia versi Rida tentunya…

Janji yang bukannya tanpa limitasi. Adalah ujian seleksi masuk S-2 di sebuah Universitas terkemuka, menjadi prasyaratnya.

“Engkau pasti dengan mudah melampauinya,” tandas ayahanda sambil memeluknya.

“Benar, permata keluarga.. Kau akan sukses seperti biasa,” ucap ibunda mengelus perlahan pundak Rida, di depan para sepupunya yang tengah berkumpul sore itu di beranda rumah.

/

Tetapi hidup ini memang terkadang penuh dengan kejutan.

Menjelang waktu ujian, keadaan menjadi sulit luar biasa. Rida memperoleh pesan singkat dari kekasihnya, yang memutuskan hubungan mereka. 

Mendadak begitu saja. 

Walau dipenuhi alasan maaf berjuta busa dari Dion, hati gadis itu tetap tercengkeram begitu pedih, terasa hendak marah pada tanah, pada udara.

/

Anemia kronis, ditambah kerja kerasnya bermalam-malam, membuat Rida semakin kehilangan konsentrasi sekaligus semangatnya, kala menjalani tes saringan.

Kemenangan tampak masih bersembunyi: Rida kandas dalam seleksi tersebut.

/

Gadis itu tertegun diam, gemetar sekujur sendi, seakan bumi di bawahnya menyedot aura jiwanya.

Bencana kegagalan itu … bukan hanya berarti sekadar lenyapnya kesempatan emas dalam karier ataupun luruhnya khayal sukaria wisata negeri impian; tetapi mampu mengubah Rida sebagai sosok resah pada sekelilingnya: bimbang akan mengecewakan keluarga besar, terutama memusnahkan kepercayaan ayahanda, juga rasa absurd Rida terhadap cinta.

/

Angsa kertas mengepakkan sayapnya, terbang meninggi, melalaikan mimpi terburuk Rida.

Asa terselip dalam hitungan tak berhingga, di antara susunan bulu-bulu putih lembut sang angsa.

Walau membutuhkan waktu.

/

Buat: sahabat-sahabat ‘imajiner’ku yang setia, Pearson dan Kay

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun