Mohon tunggu...
Chichi Aja
Chichi Aja Mohon Tunggu... Administrasi - Teacher and Education Influencers

just me

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pesan Covid-19

17 Oktober 2020   08:49 Diperbarui: 17 Oktober 2020   13:28 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat dia hadir semua terasa berhenti semua diam seperti tengah berkata..berhenti.. diam sejenak.. ada pesan telah tiba.. ada peringatan telah datang... dia telah tiba.. dan taka da yang tahu tujuan dan maksudnya, dia hadir untuk menolong atau mengganggu? 

Kita tak tau apa yang sebenarnya terjadi..namun saat ini seluruh dunia telah menutup sekolah, kampus, bandara, stasiun, pusat belanja, museum, bioskop, panggung pertunjukan, kebun binatang, taman, pasar, kantor, dan semua tempat manusia biasa berkumpul. 

Mata kepala kita telah menjadi saksi, melihat dan merasakanya, sungguh sebuah kedahsyatan besar telah hadir di tengah dunia yang telah menggugah pikiran dan bathin kita. Sungguh menyesakkan dada dan menyayat hati, bingung, terpedaya, cemas, terkejut dan takut. Apa yang harus dilakukan, disiapkan, siapa yang harus dipercaya dan harus dipanuti.

dok. Badan Khusus Perempuan PGRI DKI Jakarta
dok. Badan Khusus Perempuan PGRI DKI Jakarta
Saat ini semua telah berubah semua kebiasaan yang dulu manusia lakukan, kebersamaan kita sebagai mahluk sosial yang selalu berkumpul, berpelukan hangat bersama-sama dalam bekerja, berjabatan tangan, mencium tangan orang tua dan berkegiatan sudah tak ada lagi, tak boleh lagi dilakukan, bahkan dilarang lalu akankah dilupakan kita semua?

Pesan cepat dan dahsyat yang telah dikirimkan oleh  Allah SWT, mengabarkan sebuah kebesaran illahi yang mengalahkan berita-berita terupdate yang diangkat media saat ini, bahwa apa yang terjadi pada dunia saat ini akan menjadi berita paling dahsyat, hangat, sejarah manusia yang panjang bahkan tak terprediksi dan tak terkendali. Kita tak akan bisa lagi menonton konser music, acara live, film dan acara pernikahan, keseruan bersama kawan-kawan, reunian bahkan beribadah dan sekolahpun dibatasi. 

Ternyata kita manusia sedang tidak baik-baik saja saat ini dunia dan isinya seperti sedang direfresh, diinstal ulang oleh Tuhan, sebuah pandemic wabah mahluk kecil tak terlihat mata yaitu novel corona 19 atau biasa disebut covid-19 yang nyata dan ganas. Kita terpilih sebagai manusia yang tercatat dalam sejarah selama hidup di dunia bersama corona virus 2019 atau disebut Covid 19 yang di Indonesia mulai dari Bulan Februari akhir dan sekolah ditutup mulai 16 Maret 2020 hingga saat tulisan ini dibuat, sudah hampir 7 bulan berlalu dan telah 1 juta orang meninggal di dunia.

Padahal badai panas baru saja terjadi di berbagai belahan dunia Banjir di negera Cina, taifun terjadi di Jepang, Afrika, Cina dan bencana banjir, gempa bumi dan  longsor  yang terjadi di India, Indonesia, dan Negara yang rawan bencana karena iklim dan cuaca. Setiap saat bencana dan kejadian alam terjadi namun semua tampak tak ada apa-apanya dibanding saat pandemi ini hadir, bak hembusan angin yang panas, cepat, ganas dan mematikan seluruh manusia di bumi. 

Manusia tak lagi bisa hanya dapat menatap mendengarkan semua yang terjadi saat ini, manusia diuji kesabaran, perjuangannya, pengetahuannya, kepintarannya dan keilmuannya oleh alam dan penciptanya untuk bisa mencari jawaban atas masalah dunia ini. Vaksin terus diuji, dibuat dan disuntikkan kepada seluruh manusia agar lebih ringan dalam pencegahan pandemi ini. Seluruh negara di dunia berusaha untuk mencari cara menghentikan dan mengkontrol keganasan corona virus tahun 2019 ini.

Kubawakan untukmu wahai manusia serangan panas untuk tubuhmu, demam, terbakar, batuk, mati rasa di lidah, dan terasa sulit bernafas, sesak hingga paru-parumu butuh alat bantu pernafasan pipa ventilator. Ingat wahai manusia, kita sedang tidak baik-baik saja virus corona hadir menyebar dengan cepat dan merata di hampir seluruh bagian dunia.

Musuh tanpa senjata tak terlihat mata, menilik lebih jauh ke dalam diri kita semua bahwa apakah ini sebuah keseimbangan kehidupan?. Yang meminta kita untuk berhenti berkegiatan di luar rumah, tetap di rumah saja, menjaga jarak, ke luar rumah saat memang ada keperluan penting dan memakai masker. Untuk saat ini hal terbaik yang bisa kita lakukan hanya melaksanakan protocol kesehatan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun.

Semua mahluk penghuni bumi pernahkah kita bertanya pada diri kita sendiri, apakah semua mahluk di luar tubuh manusia adalah bagian dari kehidupan manusia juga? Langit kita, hutan kita, pohon, air, laut, udara, tanah dan bahkan cacing di dalam tanah sudahkah kita semua paham seberapa pentingnya mereka untuk kehidupan kita?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun