Mohon tunggu...
Ocha Helviana
Ocha Helviana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Dengar Musik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kritik Sastra : Cerpen Ibu Sejati Karya Titis Asmarandana

16 Februari 2023   08:39 Diperbarui: 16 Februari 2023   08:54 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buku kumpulan cerpen ini yang berjudul Cerpen Ibu Sejati dari Titis Asmarandana. Didalam buku ini pun terdapat banyak sekali cerita pendek yang sangat menarik untuk dibaca. Ada 19 judul cerpen yang sangat populer.

Salah satu judul cerpen yang saya baca adalah Ibu Sejati. Menceritakan tentang kasus seorang bayi yang diakui oleh dua orang ibu yang sama-sama ingin memiliki anak. Karena kasus ini tidak selesai, maka hakim terpaksa menghadap Baginda Raja untuk meminta bantuan. Ia pun turun tangan. Ia memakai taktik rayuan, seperti dengan cara yang amat sangat halus salah satunya, wanita itu ada yang harus atau mau mengalah. Tetapi kebijakan yang ia lakukan membuat kedua wanita tersebut semakin mati-matian saling mengaku bayi itu anaknya. Setelah beberapa waktu yang lalu keputusan pun tiba, bayi itu diberikan kepada ibu yang kedua karena ia yang tidak rela bayinya di belah dua agar terbagi rata dan merelakan bayi itu untuk ibu yang pertama.

Walaupun cerita ini sangat singkat, penulis membuat para pembaca ini sangat ingin membacanya karena cerita-ceritanya sangat menarik dan banyak membuat pelajaran dalam menjalani kehidupan sehari-haru yang dapat diterapkan oleh kita. Alur ceritanya pun dapat memotivasi dan menginspirasi kita untuk berlaku jujur dan mengakui kebenaran. Penulis juga menggunakan kata-kata baku yang membuat pembaca mudah memahami isi ceritanya. Karena cerita ini sangat singkat membuat para pembaca sangat bosan karena puncak masalahnya tidak membuat penasaran dan kurang menarik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun