Mohon tunggu...
Chevia Nadia
Chevia Nadia Mohon Tunggu... -

Undergraduate of Food Science and Technology, Institut Pertanian Bogor (IPB)\r\nchevianadiaa@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

AIMS 2015 (Asean International Mobility of Student), IPB-UPM

18 Februari 2015   18:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:57 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya Chevia Nadia Laksmisari, mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan IPB angkatan 2011 yang beruntung dapat tergabung dalam program AIMS (Asean International Mobility for Students) 2014. Seluruh biaya saya kuliah di UPM selama 1 semester termasuk dari biaya administrasi dan living cost ditanggung oleh beasiswa dari DIKTI yang merupakan pengampu program AIMS di Indonesia. Program AIMS merupakan program pertukaran pelajar dan budaya yang diikuti oleh beberapa negara yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Jepang. AIMS terdiri dari dua pilihan aktifitas yaitu kuliah atau penelitian di universitas yang dituju.

Program AIMS yang saya ikuti adalah program kuliah di Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Putra Malaysia (UPM) selama periode September 2014- Januari 2015 (1 semester). Salah satu mata kuliah yang saya ambil adalah New Product Development yang merupakan serangkaian kegiatan praktikum selama 1 semester untuk menciptakan inovasi produk pangan baru yang dilengkapi dengan media iklan dan berbagai analisis produk tersebut seperti analisis proksimat dan penerimaan konsumen dengan evaluasi sensori. Di penghujung semester dilakukan launching produk pangan baru yang dikemas menjadi kompetisi inovasi produk pangan baru tingkat UPM dengan para juri dari praktisi industri pangan seperti dari Adirondack (M) Sdn Bhd, Malaysian Biotechnology Corporation Sdn Bhd, Malaysian Palm Oil Berhad, Ajinomoto (M) Sdn Bhd, dan Felda D’Saji Sdn Bhd. Pemenang pada kompetisi ini kemudian menjadi perwakilan UPM untuk kompetisi inovasi pangan tingkat Malaysia. Saya dan tim menjadi juara 1 di Launching New Product Development dengan produk Frozen Filled Lemang yang merupakan inovasi proses serta penyajian makanan tradisional Malaysia yang memiliki keunggulan rendah lemak karena substitusi santan kelapa dengan santan kelapa sawit.

1424232485867000889
1424232485867000889
14242325431884977918
14242325431884977918

Selama di Malaysia, saya juga aktif berpartisipasi pada acara Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) UPM seperti sebagai perwakilan PPI UPM pada penampilan angklung pada ID Fest di Universitas Malaya (UM), Cultural Night Pelepasan Wisudawan PPI UPM, Family Gathering, Badminton Cup, dan One World Dance Competition.

1424231973583610628
1424231973583610628
1424232184146855217
1424232184146855217

Selain itu saya mengikuti Konvensyen Kepemimpinan Mahasiswa Malaysia-Indonesia  pada 6-8 Desember 2014 yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan Malaysia yang bekerja sama dengan UKM (Universitas Kebangsaan Malaysia), Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur, serta PPIM (Persatuan Pelajar Indonesia region Malysia). Dalam Konvensyen dengan peserta perwakilan mahasiswa dari Indonesia dan Malaysia yang aktif di organisasi tingkat universitas seperti BEM membahas tentang permasalahan  yang sering menjadi perselisihan serta solusi untuk memperbaiki hubungan antara negara serumpun yaitu Indonesia Malaysia. Perwakilan universitas yang terlibat dari Malaysia adalah Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), University of Malaya (UM), Universiti Sains Malaysia (USM), Universiti Tekno;ogi Malaysia (UTM), Universiti Teknikal Malaysia Melaka (UTeM), Universiti Utara Malausia (UUM), Universiti Malaysia Sabah (UMS), Universiti Sultan Zainal Abidin, Universiti Pendidikan Sultan Isris, Universiti Pertahanan Nasional Malaysia,  dan Universiti Islam Antarbangsa Malaysia. Sedangkan universitas dari Indonesia yang berpartisipasi pada konvensyen ini adalah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Negeri Semarang (UNNES), Universitas Sumatera Utara (USU), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Hassaanudin (Unhas), Universitas Airlangga, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Syiah Kuala. Tak bisa dipungkiri bahwa hubungan Indonesia Malaysia sangat sensitif. Peran media lah yang harusnya bertanggung jawab atas hubungan ini karena dewasa ini banyak media yang mengkonfrontasi bukan memediasi. Pentingnya program pertukaran pelajar seperti program AIMS inilah yang menjadi solusi untuk memperbaiki hubugan dua negara karena sebagai sarana untuk berbagi dan mengenal lebih dalam budaya dan menimbulkan kesepahaman yang sinergis antar negara dengan hidup berdampingan langsung selama kurang lebih 5 bulan.

14242327012033576940
14242327012033576940
14242327751742013333
14242327751742013333

Melalui program AIMS, saya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kuliah di Ilmu dan Teknologi Pangan UPM yang tentunya memberikan banyak manfaat bagi saya. Program AIMS ini sangat bermanfaat untuk  menciptakan individu yang siap menghadapi era globalisasi dan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. Selain itu, program ini memberikan pemahaman bersama antara mahasiswa yang menjadi perwakilan dari berbagai negara yang terlibat dalam program AIMS untuk mewujudkan hubungan yang baik dan menjalin persahabatan sehingga terciptanya hubungan yang harmonis antar negara yang terlibat dalam program ini. Program AIMS selama 1 semester di UPM memberikan dampak positif pada pengembangan diri saya yaitu saya lebih percaya diri, mudah beradaptasi, terbuka pemikirannya terhadap hal-hal baru, dan lebih menghargai perbedaan. Selama kuliah di UPM, saya berinteraksi dengan mahasiswa lokal Malaysia dan mahasiswa internasional lainnya seperti dari Jepang, Korea, Thailand, Brunei, Philipina, Nigeria, Jerman, dan lainnya. Hal tersebut membuat saya lebih memahami dan menghargai perbedaan budaya, berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang baru, dan membuat pikiran saya terbuka terhadap ide-ide baru dari pertukaran informasi diantara kami.  Di UPM memiliki beberapa fasilitas baik dalam skala universitas ataupun laboratorium yang lebih memadai dan canggih dibanding dengan Ilmu dan Teknologi Pangan IPB. Hal itu memberikan pengetahuan baru bagi saya yang mendukung disiplin ilmu yang saya dalami yaitu teknologi pangan.  Setelah tinggal di Malaysia selama kurang lebih 5 bulan saya lebih mengenal kehidupan berbudaya di Malaysia, khususnya di daerah kampus UPM Serdang. Masyarakat Malaysia terdiri dari tiga etnis yangmendominasi yaitu  Melayu, China, dan India. Hal tersebut yang membuat Malaysia memiliki beragam budaya serta kuliner yang membedakannya dari suasana di Indonesia.

14242328461019724181
14242328461019724181
14242329141334812533
14242329141334812533

merantaulah, supaya kamu tahu siapa yang kamu rindukan ~~

merantaulah supaya cintamu pada tanah air semakin mendalam ~~

Saya setuju dengan sepenggal kutipan diatas. Ketika saya mengambil sedikit jarak dari negara yang saya cintai Indonesia untuk sejenaknya melihat dari luar selama 6 bulan, banyak hal yang saya sadari. Awalnya banyak hal yang saya koreksi dari negeri saya ketika saya bandingkan dengan negri British Commonwealth ini. Dari transportasinya yang terfasilitasi dengan baik, tata kotanya yang tidak semrawut, dan tunjangan dari pemerintah yang besar untuk masyarakatnya baik dalam bidang kesehatan atau pendidikan sebut saja program PTPTN (Perbadanan Tabung Pendidikan Nasional) yang semacam pinjaman dana pendidikan dari pemerintah Malaysia  untuk pelajar Malaysia. Salah satu kebiasaan di Malaysia yang membuat terkesan adalah kebiasaan seusai sholat Jumat di hampir semua masjid di Malaysia. Teman lelaki saya bercerita ketika seusai sholat Jumat di Malaysia, imam memimpin para jamaah untuk mendoakan para pemimpinnya, bahkan sang imam menyebutkan namanya satu per satu. Mereka tak hanya mengkritik pemerintahan tapi juga menyempatkan untuk mendoakan para pemimpin mereka bahkan sudah menjadi suatu kebiasaan. Sungguh kebiasaan yang bisa kita jadikan tauladan sebagai negara tetangga. Kita memang harus mengawal kinerja pemerintahan dengan salah satunya mengkritisinya, namun apakah kita ingat untuk setidaknya menyelipkan doa untuk para pemimpin negri dalam doa kita. Karena kita harus percaya bahwa ada Tuhan yang bisa membolak-balikkan hati manusia dalam bertindak dan mengambil keputusan. Namun setelah cukup lama sekitar 5 bulan saya mengambil jarak dengan tanah air, saya tersadar bahwa Indonesialah tetap menjadi tempat tujuan untuk kembali yang sangat saya rindukan. Terlepas dari Indonesia itu tempat dimana orang-orang yang saya cintai tinggal tapi saya tetap rindu Indonesia, rindu makanannya, rindu keramahan orang-orangnya, rindu rasa kekeluargaannya, rindu sikap tenggang rasanya dan rindu akan tempat-tempat menawan yang tersebar di kepulauan Indonesia. Ya saya semakin bersyukur atas karunia serta berkah yang telah Tuhan berikan ke Indonesia, tapi tak lupa untuk akan selalu berkontribusi positif terhadap negri ini karena jika bukan kita sebagai generasi pemuda Indonesia lalu siapa lagi yang akan membangun negri ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun