Tetapi dengan demikian, dari hasil eksperimen Pavlov dengan menggunakan anjing tersebut akhirnya menemukan beberapa hukum pengkondisian, yakni :
- Kepunahan atau pemadaman (extinction). Penghapusan berlaku apabila rangsangan terlazim tidak diikuti dengan rangsangan tak terlazim, maka lama-kelamaan individu itu tidak akan bertindak balas. Setelah respons terbentuk, maka respons itu akan tetap ada selama masih diberikannya rangsangan bersyaratnya serta dipasangkan dengan rangsangan tak bersyarat. Hal ini lah disebut dengan pemadaman (extinction).
- Generalisasi Stimulus (stimulus generalization). Rangsangan yang sama maka belum tentu menghasilkan rangsangan yang sama pula. Pavlov menggunakan bunyi lonceng dengan berlainan nada, tetapi anjing tersebut masih mengeluarkan air liur. Hal ini menunjukkan bahwa organisme telah terlazim, dikemukakannya sesuatu dengan rangsangan tak lazim maka akan menghasilkan gerak balas terlzim atau air liur walaupun rangsangan itu dapat berlainan ataupun sama.
- Pemilahan (discrimination). Diskriminasi yang ditimbulkan dapat melalui penguatan dan pemadaman yang selektif.Diskriminasi ini berlaku apabila individu tersebut berkenaan dapat membedakan atau mendikriminasi antara rangsangan yang dikemukakan dan lebih memilih untuk tidak bertindak ataupun bergerak balas.
- Tingkat pengondisian yang lebih tinggi. Pavlov menunjukkan bahwa jika kita dapat mengkondisikan seekor anjing secara kuat kepada conditioning stimulus tertentu, maka dia kemudianbisa menggunakan conditioning stimulusnya untuk menciptakan hubungan dengan timulus yang lainnya yang masih netral.
Contohnya seorang individu yang dihadirkan pada stimulus tertentu dalam membeli sebuah tiket dan merespons tuntutan antri dengan tidak berdiri mengikuti jalur antrian, maka perilaku tidak antri tersebut pada kesempatan lain tidak akan diulanginya karena ia telah ditegur pembeli tiket lain dan petugas serta tidak dilayani oleh pentual tiket. Dengan ini, menutur teori S-R, asosiasi tidak terbentuk karena faktor penguat bersifat negative (negative reinforcement). Dapat disimpulkan bahwa, pembentukan atau perubahan perilaku ditentukan dengan bagaimana conditioning dengan mekanisme imbalan (reward) dan hukuman (punishment)  dapat diterapkan secara  konsekuen dan taat asas atau tidak.
Bagaimana aplikasi teori belajar classical conditioning pavlov dalam pendidikan dan pengajaran?
Seperti yang kita ketahui bahwa apa yang telah dilakukan Pavlov ini bukanlah untuk mengembangkan teori belajar. Banyak orang mengakui bahwa teori Pavlov ini sangat bermanfaat di dunia psikologi pendidikan yang pada umumnya dan teori belajar khususnya. Dengan menyadari latar belakang tersebut, kita sebagai pendidik  sebaiknya menggunakan teori conditioning sebagai referensi belajar secara fleksibel dikarenakan eksperimen Pavlov adalah perilaku binatang. Padahal subyek belajar yakni manusia.
Oleh karena itu teori ini hanya digunakan untuk menjelaskan proses belajar yang secara umum, yaitu pengeruh suatu kondisi terhadap sikap, perasaan, serta pikiran subjek dalam belajar. Menutur teori conditioning  berlajar merupakan suatu proses yang perubahannya terjadi karena adanya syarat (conditions) kemudian menimbulkan suatu rekasi (respon). Yang penting dalam teori ini yakni adanya latihan yang kontiniu. Yang utama dalam teori ini yakni belajar yang secara otomatis. Segala tingkah laku manusia merupakan hasil dari latihan ataupun kebiasaan mereaksi terhadap syarat yang dialami dalam kehidupannya.
Dengan akal pikiran dan perasaan, manusia dapat membedakan suatu tanda dan simbol. Tanda yang merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari apa yang akan ditandakan. Kita dapat menyadari bahwa manusia ataupun binatang dapat mengenal tanda. Akan tetapi, berkaitan dengan perasaan dan pikiran yang dimiliki, manusia tidak akan mau berhenti pada tanda saja, melainkan akan melangkah kepada simbol. Kalau suatu tanda mengarah pada suatu objek tertentu, maka simbol mengarah pada suatu konsep.
Pada eksperimen Pavlov yang awalnya tidak bertujuan untuk menemukan teori belajar, meskipin sangan dipengaruhi dalam psikologi behaviorisme. Hasil eksperimen Pavlov ternyata sangat berguna untuk pengembangan teori belajar. Oleh karena itu tidak heran jika banyak ahli pendidikan mengadopsi hasil dari eksperimen Pavlov untuk mengembangkan teori belajar.
Adapun kelebihan dan kekurangan dari teori Pavlov, yakni sebagai berikut :
1. Kelebihan Teori Pavlov
- Seseorang tidak akan menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari dirinya.
- Terdapat stimulus tertentu yang dapat membangun semangat seseorang.
- Memberi pengaruh positif bagi seseorang saat belajar dan termotivasi dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya.
- Memperoleh kemampuan yang membutuhkan kecepatan, spontanitas, dan kelenturan.
- Memiliki kontrol dan rekayasa pada saat proses belajar dan dapat dilakukan secara terarah, jelas, dan pasti.
2. Kekurangan Teori Pavlov
- Menganggap bahwa belajar hanya terjadi secara otomatis dan kenyataanya tidak.
- Kearifan dan penentuan pribadi tidak ditanggapi.