Tanaman kopi merupakan salah satu sumber pendapatan petani Namun kesejahteraan petani kopi masih rendah karena pendapatan dari usahatani komoditas ini juga masih rendah. Beragam permasalahan yang dapat dijadikan alasan rendahnya produktivitas kopi Sebagian besar petani tidak menerapkan teknologi budidaya kopi sesuai dengan rekomendasi.
Teknologi tersebut mulai dari teknologi pembibitan, budidaya, sampai dengan panen dan pascapanen. Petani masih belum menggunakan klon unggul. Klon kopi yang digunakan adalah klon lokal yang diperbanyak secara tradisional dengan sistem generatif (perbanyakan dengan biji). Petani juga belum menggunakan pupuk spesifik lokasi sesuai dengan kebutuhan tanaman. Panen masih dengan cara “petik pelangi” yang menyebabkan kualitasnya rendah.
Oleh karena itu perlu menganjurkan agar petani mengintensifkan penggunaan kompos kopi yang masih belum banyak dimanfaatkan oleh petani kopi setempat.,kemudian mengintroduksi panen petik merah dan pelatihan penyambungan kopi menggunakan klon unggul Nasional .
Panen petik merah memiliki tiga keunggulang dibandingkan dengan petik pelangi
-Pertama, proses pasca panen dari biji kopisampai dengan beras kopi lebih cepat yaitu hanya membutuhkan waktu sekitar 7 hari dari waktu petik sampai selesai penjemuran.
-Kedua, panen petik merah lebih menguntungkan. Nilai MBCR panen kopi petik merah sebesar 2,55 dibandingkan dengan petik pelangi.
-Ketiga ,panen petik merah memiliki produktivitas hasil lebih tinggi dibandingkan dengan petik pelangi.
Oleh karena itu pemetikan buah merah sangat dianjurkan untuk meningkatkan produksi dan kualitas kopi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H