Mohon tunggu...
Chesalestyn
Chesalestyn Mohon Tunggu... Bidan - Fac Tantum Incipias, Sponte disertus Eris...

Sedang Berkutat di dimensi Hukum Kesehatan Unika Soegijapranata Semarang.... Pencari recehan, suka receh tapi ga receh, garing. penyuka anjing mutlak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

part II- Standar Bahagia yang Sehat itu, seperti apa?

7 Maret 2023   22:18 Diperbarui: 10 Mei 2023   11:20 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aduhhh ga bahagia.

KAN.

lucu kan.

Ada yang bahagia kalo perkataannya di dengarkan.

Padahal itu semua hak kita to mau dgr ato tidak.

Tapi anehnya, masa itu bs jd pemicu kebahagiaan.

Aneh.

Standar bahagia  yang  sehat ini, yang bagaimana? 

Jika memang Bersyukur dgn rasa cukup dan pengendalian diri yg baik adalah standar bahagia yg sehat, kyknya ga bakalan ada tetangga berkelahi gara² baju nya dibilang jelek atau mobilnya yang sering mogok.

Jd standar bahagia yang sehat ini ada di dalam diri yg sehat jg.

Diri yang sehat gmn tu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun