Mohon tunggu...
cheryl gw
cheryl gw Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar Sekolah

Saya suka mendalami berbagai bidang seperti musik, makanan dan film

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Pengaruh Budaya Korea Terhadap Bisnis Kuliner di Indonesia

26 Maret 2024   10:42 Diperbarui: 26 Maret 2024   10:59 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Budaya Korea Selatan telah menjadi pusat perhatian secara global selama dalam dua dekade terakhir. Fenomena penyebaran budaya Korea Selatan secara global yang dikenal dengan istilah Korean Wave atau Hallyu dimulai dari tahun 1990-an di Tiongkok dan Asia Tenggara. Rilisnya album musik oleh boygroup Korea, H.O.T di Tiongkok dan pemutaran serial Korea Selatan atau biasa dikenal dengan K-Drama mulai menyebar ke negara-negara lain terutama di kawasan Asia. Seiring berjalannya waktu, budaya Korea Selatan mulai diadaptasi ke dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari make-up, skincare, musik, gaya berpakaian, gaya berbicara, bahasa dan kuliner.

Di Indonesia sendiri, perkembangan korean wave diawali oleh penayangan drama Endless Love pada tahun 2002. Popularitas musik pop Korea atau yang biasa dikenal dengan istilah K-Pop juga merupakan salah satu faktor utama awal mula dan berkembangnya Korean Wave di Indonesia. Popularitas K-Pop dan K-Drama mulai menarik perhatian masyarakat Indonesia terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat Korea Selatan terutama dalam bidang kuliner. Hidangan khas Korea yang ditampilkan dalam berbagai drama dan variety show yang ditata dengan rapi, menampilkan warna yang mencolok serta suara hidangan saat dimasak menggugah selera penonton sehingga mengundang keinginan untuk mencobanya. Peningkatan pesat penggunaan sosial media secara global juga menjadi sumber inspirasi untuk mencoba hidangan Korea juga memudahkan akses informasi seputar restoran Korea terbaik atau resep makanan Korea.

Seiring berjalannya waktu, minat masyarakat Indonesia akan makanan Korea semakin meningkat. Tingginya minat masyarakat Indonesia akan hidang Korea di Indonesia memberikan dampak positif terhadap bisnis kuliner di Indonesia. Restoran-restoran Korea mulai bermunculan di Indonesia terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Para pebisnis terus berinovasi dan bersaing untuk menghidangkan makanan khas Korea yang terbaik. Mereka mengadopsi bahan-bahan atau elemen makanan Korea ke dalam menu mereka. Salah satu contohnya adalah penambahan topping Kimchi, yaitu makanan pendamping tradisional Korea yang berupa asinan sayur yang difermentasi dengan saus Gochujang sebagai rasa utama dari Kimchi. 

Cara menikmati makanan Korea pun semakin beragam, baik dikemas dalam olahan fast food maupun dengan konsep self-cook seperti Korean Barbeque. Salah satu contoh hidangan Korea yang terkenal adalah Tteokbokki yang merupakan tteok yang sudah direbus hingga kenyal lalu dimasak dan dihidangkan bersama yaitu gochujang yang memiliki rasa pedas dan manis. Hidangan Tteokbokki ini dapat ditemukan dalam bentuk kemasan instan sehingga dapat dimasak dengan mudah. Selain itu hidangan Tteokbokki juga semakin beragam di restoran-restoran Korea di Indonesia seperti dengan menambahkan mozarella cheese, fishcake maupun chicken strips. Pengalaman unik juga disediakan dengan sistem self-cook seperti Korean Barbeque yang mengadaptasi budaya masyarakat Korea atau kita juga dapat menemukan restoran yang menyediakan berbagai pilihan ramyeon, yang berupa mie instan khas Korea Selatan yang dapat kita masak sendiri.

Kesadaran Pemerintah Korea Selatan akan dampak Korean Wave di Indonesia, mendorong aksi Pemerintah Korea Selatan untuk memfasilitasi kolaborasi bisnis antara Indonesia dan Korea Selatan dalam sektor kuliner. Restoran-restoran Korea yang ada di Indonesia diberi akses untuk mengimpor bahan baku dari Korea Selatan lalu para koki dan ahli kuliner dari Indonesia dan Korea Selatan sering kali melakukan pertukaran pengetahuan melalui workshop dan seminar. kerja sama ini memberikan keuntungan baik untuk Indonesia maupun Korea Selatan.

Kesimpulannya, pengaruh budaya Korea terhadap bisnis kuliner di Indonesia telah menjadi fenomena yang signifikan seiring dengan berkembangnya Korean Wave atau Hallyu di Indonesia. Mulai dari drama Korea hingga K-Pop, popularitas budaya Korea telah membuka pintu bagi masuknya hidangan-hidangan Korea ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Perkembangan ini membuka peluang bisnis yang menjanjikan di sektor kuliner di Indonesia. Adopsi bahan-bahan dan elemen makanan Korea ke dalam menu restoran-restoran di Indonesia, serta inovasi dalam cara penyajian dan pengalaman makan, telah menjadi bagian dari dinamika bisnis kuliner antara kedua negara. Kerja sama Indonesia dan Korea Selatan dalam sektor bisnis kuliner, baik dalam bentuk promosi, pertukaran pengetahuan, maupun fasilitas bisnis, telah memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi kedua belah pihak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun