Mohon tunggu...
Maschun Sofwan
Maschun Sofwan Mohon Tunggu... Penulis - Blog : Aleniasenja.com | IG : @maschunsofwan | Youtube : Maschun Sofwan

Jejak Rindu Di Telaga Nurani

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pria Penenun Malam

29 April 2018   14:40 Diperbarui: 29 April 2018   14:49 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biar saja, biar melepuh bahkan lumpuh diriku ini. apakah aku akan jera menjadi bagian dari malam?, tidak juga sepertinya. Sampai saat ini bahkan detik ini, Aku selalu ada ketika malam datang melewati siang dan senja.

Ya sudahlah!, aku seperti ini bukan juga karena permintaanmu, atau permintaan kaum pendusta Tuhan juga. Aku berada di waktu malam bukan tidak bisa tidur, banyak nyamuk dan tidak sanggupbeli obat nyamuk, atau melakukan kejahatan lain seperti mereka yang mungkin mencari rejeki pada malam hari.

Aku tidak melakukan hal seperti itu, aku ini hanya duduk diam saja, duduk bukan bengong seperti kamu, tapi aku duduk dengan pikiranku sendiri, dengan apa yang ada disekitarku yang mungkin bisa aku ajak musyawarah kuno hingga menemukan jalan untuk bisa menghadapi garangnya siang.

Terserah!, Aku ingin bicara kepada mereka yang ada disekitarku saja, entah itu kucing, cicak, sapu lidi, tembok kamar lusuhku, dengan pakaian yang berserakan dimana-mana, atau kipas angin yang memiliki suara merdu yang kadang menganggu konsentrasiku.

Atau juga aku bicara kepada bintang, langit yang gelap atau juga bicara jika purnama sudi muncul. Ya apa sajalah yang ingin mendengarkan celoteh ngelanturku. tak peduli ia berkenan atau tidak!, yang jelas, selama ini apa yang aku ajak menjadi pendengar resahku, oke-oke saja sepertinya.

Tak banyak protes seperti suara siang, yang sudah tau bersalah, masih saja protes, sudah tau makan hak orang lain bahkan rakyat sendiri, masih saja membela diri, dan yang lebih parahnya lagi nich, mereka sudah tau salah, masih saja tak tau diri, main serobot sana sini, ngak malu apa yak!.

Dan ada juga berita dari siang, jika saat ini banyak mereka yang kebal hukum katanya. Kebal bagaimana ceritenye?, hello, sudah tau negeri kita ini negeri hukum, mana ada yang kebal hukum!.

Tapi itu memang benar kok!, Lihat saja jika renunganku tak salah, dimana ketika orang kecil bersalah, hukumannya luar biasa, namun ketika mereka yang berdasi dinegeri ini bersalah, wah bukan main diadili dengan sebaik mungkin bahkan penegak hukum saja dimusuhi, busyet dah, rakus amat yak tuch bocah!.

Katanya sich negeri ini negeri hukum, ya wajar doang kalau ada pembelaan, wajar dong kalau pakai pengacara super hebat yang siap membela mati-matian. Lalu bagaimana dengan rakyat jelata, mau makan saja susah, bagaimana mau sewa pengacara, ya pasrah saja akhirnya, rela menginap gratis di ruangan tertutup sesakan dada dan hati.

Binggungkan, kenapa aku berkata seperti itu?, Jangan binggung atuh, biasa saja mukanya, itu Cuma cerita yang aku ceritakan kepada benda-benda malam yang ada di sekitarku, bukan dengan kamu. Aku mengatakan seperti itu hanya sekedar berbagi dan mungkin saja dapat menguraikan malam dengan hiburan yang cocok.

Tapi sudahlah ya, aku ini juga tak paham-paham amat tentang kondisi siang yang kadang suka berubah menjadi monster kata temanku. Aku lebih banyak menghabiskan waktuku ketika malam hari, bukan karena aku ini kalong, tapi mirip.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun