Manfaat lainnya adalah peningkatan kesejahteraan emosional. Anggota keluarga yang merasa didengar dan dihargai cenderung memiliki kesehatan mental yang lebih baik. Anak-anak, misalnya, dapat merasa lebih aman secara emosional ketika melihat orang tua mereka bekerja sama untuk menyelesaikan masalah. Selain itu, orang tua juga mendapatkan keterampilan untuk mendukung perkembangan anak dengan cara yang lebih positif.
Kesimpulan
Ketika keluarga menghadapi tantangan, konselor keluarga adalah mitra yang dapat diandalkan untuk membantu mengatasi masalah. Peran konselor tidak hanya berfokus pada penyelesaian konflik, tetapi juga pada pencegahan dan pembangunan hubungan yang lebih sehat di masa depan. Dengan pendekatan yang empati dan didukung oleh teori-teori terpercaya, konselor berada di garis depan untuk membantu keluarga mencapai harmoni dan kebahagiaan.
Konselor keluarga juga berfungsi sebagai fasilitator yang membantu setiap anggota keluarga memahami peran dan tanggung jawab mereka dalam menciptakan hubungan yang lebih baik. Dalam proses ini, keluarga tidak hanya menyelesaikan masalah yang ada, tetapi juga belajar keterampilan hidup yang akan membantu mereka menghadapi tantangan di masa depan. Dengan semakin banyaknya keluarga yang menyadari pentingnya kesehatan emosional, kebutuhan akan konselor profesional semakin meningkat. Ingatlah bahwa keluarga yang sehat adalah fondasi masyarakat yang kuat, dan konselor memiliki peran penting dalam mewujudkannya.
Daftar Pustaka
Corey, G. (2018). Theory and practice of counseling and psychotherapy (10th ed.). Belmont, CA: Cengage Learning.
Putri, J. E., Mudjiran, M., Nirwana, H., & Karneli, Y. (2022). Peranan konselor dalam konseling keluarga untuk meningkatkan keharmonisan keluarga. Journal of Counseling, Education and Society, 3(1), 28.
Johnson, L., & Lee, S. (2021). Family counseling in modern society: Strategies for success. New York, NY: Academic Press.
Rismi, R., Mudjiran, M., Nirwana, H., & Karneli, Y. (2022). Peranan konselor dalam bimbingan dan konseling keluarga. SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling, 7(2), 90-95.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H