Menurut Sunaryo Sejarah Selasar Sunaryo Art Space berawal sebagai Selasar Seni Sunaryo nama terdahulunya yang merupakan perwujudan impian lama Sunaryo untuk berkontribusi dan mendukung pengembangan seni rupa di Indonesia. Selasar Seni Sunaryo secara resmi dibuka pada bulan September 1998 dengan pameran tunggal Sunaryo yang berjudul Titik Nadir (The Nadir Point, atau "titik terendah"). Pameran ini mencerminkan kepedulian seniman terhadap situasi sosial politik Indonesia saat itu, pada masa kekacauan dan keputusasaan bagi banyak orang Indonesia: rezim Soeharto jatuh bersama dengan krisis ekonomi-sosial dan banyak orang yang menderita kelaparan.
Alih-alih menampilkan karya-karyanya untuk pembukaan yang sudah lama ditunggu-tunggu ini, Sunaryo memilih untuk membungkus dan menyembunyikan karya-karya seninya dan bagian-bagian bangunan dengan kain hitam. Ia mencerminkan kreativitasnya yang terguncang, dan perasaannya bahwa ia telah mencapai titik terendahnya, yaitu Titik Nadir. Â
April yang berusia 20 tahun seorang mahasiswa yang  datang ke selasar sunaryo jauh jauh dari Soreang karena ingin melihat karya karya seni yang ada disana dan melihat beberapa keindahannya, April tahu wisata seni Selasar Sunaryo dari media aplikasi Tiktok membuatnya penasaran dan mendatangi selasar sunaryo art space.Â
Menurut April tiket selasar sunaryo art space ini terjangkau dengan harga tiket masuk Rp.25.000 , kalian bisa menikmati galeri art yang menarik dan juga dapat  menjadi bahan ilmu pengetahuan juga. April  juga mengatakan bahwa Selasar Sunaryo ini merupakan museum seni pertama yang ia datangi dan menurut April  museum ini juga termasuk museum dengan karya yang bagus. Disana juga Nanda banyak mempelajari seni rupa, fotografi,pameran katalog, teater dan sastra dalam bentuk majalah buku, monograf, jurnal kliping media, foto foto, slide ,film, poster.
Selain art space disana juga beliau bersantai dan beristirahat di cafe selasar,cafe selasar tempat yang bagus ditengah art space yang nyaman dan menu-menu nya pun cukup lengkap dan terjangkau, Konsep yang diusung oleh kopi selasar ini juga sangat menonjolkan kecintaan terhadap alam. Yang menarik lagi di selasar juga menyediakan toko cinderamata yang menjual beberapa macam hasil seni dan kerajinan. Keseluruhan Nanda puas dan senang karena bisa ke Selasar Sunaryo ia juga sesekali lagi ingin ketempat seni selasar sunaryo ini.Â
Dari semua pemaparan diatas semoga bermanfaat untuk kalian yang sedang ingin ketempat tersebut, Sekian dan terimakasih untuk yang sudah membaca selamat berlibur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H