Mohon tunggu...
geide mouth
geide mouth Mohon Tunggu... -

ga ada yang spesial, lebih ke peniru yang baik....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjaga Pandangan, Menjaga Hati

15 September 2010   04:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:14 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pandangan merupakan pangkal dari segala bencana yang menimpa manusia. Sebab, pandangan akan melahirkan getaran hati, diikuti dengan angan-angan yang membangkitkan syahwat dan keinginan yang semakin menguat dan akhirnya menjadi kebulatan tekad, hingga terjadilah perbuatan itu secara pasti, selama tidak ada penghalang yang menghalanginya. Dalam hal ini ada yang berkata : "Kesabaran dalam menundukkan pandangan masih lebih ringan daripada kesabaran dalan menanggung beban akibatnya.

Seorang penyair berkata :
setiap bencana berawal dari pandangan mata, sebagaimana api yang besar berasal dari percikan bara
berapa banyak pandangan sanggup menembus relung hati pemiliknya,
seperti kekuatan anak panah yang lepas dari busurnya
seorang hamba, selama ia mengumbar pandangannya untuk memandang selainnya, maka dia berada dalam bahaya
ia menyenangkan mata dengan sesuatu yang membahayakan hatinya,
maka janganlah menyambut kesenangan yang akan membawa bencana

Diantara bencana yang ditimbulkan pandangan adalah penyesalan, malapetaka dan sakit hati. Tatkala seorang hamba melihat sesuatu yang ia tidak mampu meraihnya, juga tidak mampu bersabar atasnya, sesungguhnya hal itu merupakan salah satu bentuk siksaan yang paling pedih. Yaitu, (penderitaan yang menerpa) manakala kamu melihat perkara yang kamu tidak mampu bersabar atas perkara tersebut, tidak juga atas sebagiannya, bahkan kamu tidak mempunyai kemampuan sama sekali untuk meraihnya.

Seorang penyair berkata:

setiap kali engkau mengumbar pandanganmu yang menjadi utusan hatimu,
maka setiap yang kau pandang itu akan menggelisahkan hatimu
Engkau melihat sesuatu yang seluruhnya tidak mampu kau dapatkan,
dan atas sebagiannya pun kau tidak punya kesabaran
(ad daa' wa ad dawaa', ibnu Qoyyim )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun