Contoh Agunan:
Jika seorang debitur mengajukan pinjaman sebesar Rp 100 juta, maka bank akan meminta agunan yang nilainya lebih besar dari Rp 100 juta, seperti tanah atau kendaraan bermotor, yang memiliki nilai pasar yang jelas dan dapat dieksekusi dengan mudah. Selain itu, lembaga keuangan juga memastikan bahwa agunan tersebut tidak memiliki masalah hukum, seperti sengketa tanah atau kendaraan yang masih terikat utang.
Verifikasi Agunan yang Sah
Agar agunan yang diberikan sah dan dapat diterima oleh lembaga keuangan, penting untuk memastikan bahwa dokumen-dokumen pendukung agunan, seperti sertifikat tanah atau BPKB kendaraan, valid dan terdaftar secara sah atas nama debitur. Proses verifikasi dilakukan untuk memastikan bahwa agunan tersebut benar-benar milik debitur dan tidak sedang terikat dengan pihak lain.
Contoh Verifikasi Agunan:
Sertifikat Tanah:
Untuk agunan berupa tanah atau bangunan, bank akan memeriksa keabsahan sertifikat tanah untuk memastikan bahwa properti tersebut tidak sedang bermasalah, seperti sengketa atau status hak tanggungan yang belum selesai.
BPKB Kendaraan:
 Jika agunan berupa kendaraan bermotor, bank akan memeriksa BPKB untuk memastikan kendaraan tersebut benar-benar milik debitur dan tidak sedang dibebani utang lain.
Tujuan Pemberian Kredit
Selain verifikasi identitas dan agunan, tujuan pemberian kredit juga menjadi faktor penting dalam proses penilaian. Setiap lembaga keuangan memiliki kebijakan yang jelas mengenai tujuan pemberian kredit, seperti untuk modal usaha, pembelian rumah, atau pendidikan. Bank akan memastikan bahwa kredit yang diberikan digunakan sesuai dengan tujuan yang diajukan.
Contoh Tujuan Kredit:
Kredit untuk Modal Usaha:
Jika seorang pengusaha mengajukan pinjaman untuk modal usaha, bank akan menilai kelayakan usaha tersebut, serta memastikan bahwa dana pinjaman digunakan sesuai dengan tujuan yang telah disetujui.
Kredit untuk Pembelian Rumah: