aku tersenyum simpul, "iya pak, saya inget-inget. berapa semuanya pak?"
"ndak usah, anggap saja mas bayar bapak dengan melengakan sedikit waktunya untuk berbagi kisah. karena kisah pengalaman dan pelajaran itu tak bisa dibayar dengan apapun."
aku menggelengkan kepala sambil tersenyum kecil, "terima kasih buat semuanya pak."
langkah kakiku terus melenggang meninggalkan sang bapak cincau tetap di tempatnya. masih dalam jarak pandang, tiba-tiba sebuah truk yang kehilangan kendali menabrak bapak cincau bersama gerobaknya. belum sempat aku berteriak, truk itu meledak dan mengeluarkan lidah api yang melahapnya garang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H