Wahai bumi pertiwi, aku datang ingin mengabarkan jika bumi-mu sedang dirundung kegelapan
Mana tombak dengan ujung belati itu, kan ku terjang awan hitam agar merah putih dapat ku kibarkan
Ibu Fatmawati, bendera kita masih aman bukan?
Sorak sarai rakyat Indonesia menyambut kibaran kegagahan bendera sang saka merah putih yang kau jahit bu
Bung Karno, Bung Hatta lihatlah hasil dari jerih payah maupun ribuan pasukan yang musnah, akhir dari cucuran darah mereka adalah Indonesia MERDEKA.
Tapi Bung, kini kami belum kembali merdeka, kami tak bisa leluasa kemana-kemana, jeratan hingga jeritan bernada sumbang rakyat acap kali terdengar
Kami tengah dirundung kegelisahan, kelaparan, dan kesenjangan pendidikan karena wabah penyakit yang tak kasat mata.
Sekiranya harus mengheningkan cipta, sekiranya harus gugur bunga
Biar belati itu tetap menusuk raga kami rakyat jelata kami terpaksa memilih mengheningkan cipta
Tak ada lagi lomba untuk memeriahkan HUT Republik Indonesia
Yang ada hanya lomba bertahan hidup ditengah bumi pertiwi yang semakin hari semakin redup
Semua hening, bak bara dalam sekam
Bak buih dilautan
Sudikah kiranya mengheningkan cipta untuk mengingat jasa para pejuang juga rakyat Indonesia yang perlahan tumbang.
Satui, 17 Agustus 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H