Mohon tunggu...
Chenanjah Refa Pujani
Chenanjah Refa Pujani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa yang memiliki hobi menyanyi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Nugas di Cafe? Kenapa Tidak

12 Oktober 2022   09:45 Diperbarui: 12 Oktober 2022   09:56 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, banyak cafe-cafe baru di Salatiga tepatnya di jalan H. Ilyas (seberang daerah Pulutan atau seberang Jalan Lingkar Selatan Salatiga). 

Jalan Lingkar Selatan Salatiga memang ramai karena merupakan penghubung dari masuk hingga keluarnya Kota Salatiga. Maka dari itu jika membangun cafe di sekitar Jalan Lingkar Selatan Salatiga merupakan ide yang cemerlang karena termasuk dalam jalan yang strategis. Akhir-akhir ini sepanjang jalan H. Ilyas banyak berdiri cafe-cafe yang memanfaatkan lahan sawah. 

Banyak dari mereka yang memiliki konsep sama yakni sebuah cafe yang dapat digunakan untuk mengerjakan tugas sekaligus menikmati indahnya pemandangan sawah dan gunung. 

Sebelum berdirinya cafe-cafe seperti saat ini, sisi kanan kiri jalan H. Ilyas adalah lahan sawah yang luas, namun sekitar 2016 sampai sekarang (2022) mulai banyak cafe-cafe yang dibangun sepanjang jalan H. Ilyas.

Tempat-tempat seperti ini cocok untuk mahasiswa. Selain harga menu makanan yang terjangkau, tempatnya juga nyaman untuk nongkrong atau acara keluarga. Desain yang bernuansa klasik menambah kenyamanan para pengunjung. 

Selain itu setiap malam cafe-cafe tersebut juga menghadirkan live musik yang dapat meramaikan suasana cafe. Cafe-cafe tersebut diantaranya adalah Cafe Boy, Waroeng Sawah, Angkringan Kawan Lama, Javanica Cafe, Bana Rawa, Teras Angkringan BenKemebul, Oppa Jjang Korean Food & BBQ, Bento Kopi, Senyawa, dan Lotta Cafe. 

Masing-masing dari cafe tersebut memiliki ciri khasnya seperti Oppa Jjang yang identik dengan makanan khas Korea yang dijual dengan harga terjangkau, Senyawa yang identik dengan kopinya, ada yang bentuk menunya seperti angkringan namun tempatnya berkonsep cafe. Cafe-cafe tersebut  menyajikan menu identitas mereka untuk menarik lebih banyak pengunjung.

Pengunjung yang datang tidak hanya dari Salatiga saja, banyak dari Kabupaten Semarang bahkan Kota Semarang yang datang ke Salatiga hanya untuk mengunjungi cafe-cafe tersebut. 

Biasanya mereka mengadakan rapat di sana atau sekedar refreshing, selain itu di cafe-cafe tersebut dapat digunakan untuk mengadakan acara ulang tahun, bahkan sampai pesta pernikahan pun pernah diadakan di sana. Selain itu 70% dari pengunjung yang datang adalah mahasiswa. Selain nongkrong, biasanya mereka mengerjakan tugas di sana. 

Dengan fasilitas WiFi, tempat, dan makanan mahasiswa dapat memanfaatkan hal ini tentunya. Bagi mereka yang mendapat tugas kelompok pun bisa mengerjakan di cafe-cafe tersebut, daripada repot mengerjakan bersama di rumah lebih baik mengerjakan di cafe yang sudah ada fasilitas WiFi, makanan juga terjangkau, tempat juga nyaman.

Selain mahasiswa, banyak juga anak-anak sekolah yang mengerjakan tugas di cafe. Hal ini tentunya merupakan keuntungan bagi pemilik cafe, bagaimana cara mereka mengolah cafenya supaya semakin hari semakin banyak ramai pengunjung. Mereka juga harus terus mengikuti perkembangan zaman terlebih dalam bidang makanan dan desain.

Bagi seorang mahasiswa, biasanya “nugas” atau mengerjakan tugas merupakan makanan sehari-hari. Banyaknya tugas mahasiswa akan membuat mereka tertekan jika tidak sembari refreshing. 

Jika hanya mengerjakan di kost atau di rumah pasti merasa bosan, terlebih tidak ada makanan di kost atau di rumah mereka, maka dari itu mahasiswa akan memilih makan dan mengerjakan tugas di luar. 

Namun biasanya sulit untuk mencari tempat yang nyaman, bisa digunakan untuk mengerjakan tugas, menu yang murah dan enak, sekaligus terdapat hiburan seperti live musik. Hal ini dapat kita temui di cafe-cafe yang terletak di jalan H.Ilyas. 

Selain itu banyak promo yang diberikan dari setiap cafe, baik promo diskon, beli 1 gratis 1, ada yang memberikan memberikan es teh gratis dengan memberikan bintang 5 di google maps. 

Tentunya dengan adanya promo-promo yang diberikan cafe akan meningkatkan para pengunjung. Terlebih seorang mahasiswa pasti akan lebih memilih promo tersebut. 

Tidak semua mahasiswa asli dari Salatiga, banyak dari mereka yang berasal dari luar Salatiga seperti Universitas Kristen Satya Wacana. Mahasiswa-mahasiswa UKSW berasal dari Sabang hingga Merauke maka dari itu UKSW sering disebut sebagai “Indonesia Mini”. Maka mereka tinggal di Salatiga dengan kost kontrak/rumah saudara. Jika kita tahu, UMR Salatiga masih terbilang rendah, maka dari itu di Salatiga biasanya lebih murah dari tempat lain. 

Dengan adanya cafe-cafe seperti yang terletak di sepanjang jalan H.Ilyas, kita bisa mendapatkan refreshing walaupun hanya dengan melihat sawah dan gunung. Hal ini merupakan inovasi baru dalam dunia kuliner, dimana dapat mengemas sebuah kebutuhan dan keinginan menjadi satu. 

Kebutuhan ialah setiap orang butuh untuk makan dan minum, sedangkan keinginannya yakni refreshing dan hiburan yang dapat kita lihat seperti pemandangan yang sangat cantik terlebih ketika sunset. Kita dapat menikmati indahnya pemandangan dengan mengunjungi di cafe-cafe yang terletak pada jalan H. Ilyas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun