Mohon tunggu...
chelsy trisha
chelsy trisha Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

minat dalam psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Arisan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Lansia

24 Juni 2024   17:27 Diperbarui: 24 Juni 2024   17:29 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Arisan telah menjadi salah satu kegiatan sosial yang populer dan rutin dilakukan di Indonesia. Arisan dapat berfungsi sebagai alternatif untuk mengisi waktu luang ataupun sebagai ajang pertemuan sosial untuk mendekatkan anggotanya. Kegiatan ini dilakukan secara rutin, sehingga memiliki potensi dalam peningkatan kesejahteraan psikologis individu, terutama bagi lansia. Lansia seringkali mengalami beberapa tantangan, seperti kesepian, penurunan fungsi kognitif, dan isolasi sosial. Tantangan tersebut tentunya akan berdampak negatif pada kesehatan mental lansia. Dengan mengikuti arisan, lansia dapat melakukan interaksi, berbagi cerita, dan memperoleh dukungan emosional dari sesama anggota arisan. Oleh karena itu, arisan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis lansia melalui berbagai aspek.

Arisan memegang peranan penting dalam memperluas dan memperkuat jaringan sosial bagi lansia. Dengan berkumpul secara rutin, lansia akan mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi dan membangun hubungan yang hangat dengan sesame anggota. Interaksi sosial ini sangat diperlukan, terlebih bagi mereka yang mengalami kesepian atau isolasi sosial setelah masa pensiun ataupun karena anak-anak mereka yang sudah tidak tinggal bersama mereka lagi. Dalam arisan, lansia dapat berbagi cerita, pengalaman, dan pengetahuan yang mereka miliki. Hal ini tentunya tidak hanya membantu mengurangi rasa kesepian, tetapi juga menciptakan perasaan dihargai dan didengarkan. Sebagai contoh, sebuah studi oleh Kementerian Sosial menunjukkan bahwa lansia yang aktif dalam kegiatan sosial seperti arisan cenderung memiliki tingkat kepuasan hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak aktif (Kementerian Sosial Republik Indonesia, 2023). Dengan demikian, arisan tidak hanya menyediakan dukungan finansial tetapi juga menawarkan dukungan sosial yang penting bagi kesejahteraan psikologis lansia.

Arisan juga memiliki peranan penting dalam memberikan dukungan emosional untuk para lansia. Sebagian lansia mengalami depresi akibat perubahan hidup yang mereka alami, seperti pensiun atau kehilangan pasangan. Dengan mengikuti arisan, lansia berkesempatan untuk mengikuti kegiatan sosial yang dapat meningkatkan kesejahteraan emsional mereka. Penelitian menunjukkan bahwa lansia yang terlibat dalam kegiatan sosial cenderung memiliki tingkat depresi yang lebih rendah dan kesejahteraan emosional yang lebih tinggi daripada lansia yang tidak aktif terlibat kegiatan sosial (Santini et al., 2020). Dengan demikian, arisan tidak hanya membantu mengurangi rasa kesepian pada lansia tetapi juga meningkatkan kesejahteraan emosional dan kualitas hidup lansia.

Selain itu, arisan juga berperan penting dalam mempertahankan dan meningkatkan fungsi kognitif lansia. Kegiatan arisan seringkali melibatkan aktivitas yang memerlukan perencanaan, pengelolaan uang, serta pengambilan keputusan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nursifa (2021) lansia yang aktif mengikuti kegiatan sosial cenderung mengalami penurunan kognitif yang lebih rendah dibandingkan dengan lansia yang tidak aktif mengikuti kegiatan sosial. Interaksi sosial yang terjadi dalam arisan juga berperan dalam menjaga kesehatan otak pada lansia.

Berdasarkan social learning theory yang dikembangkan oleh Albert Bandura, individu belajar melalui pengamatan dan interaksi dengan orang lain dalam lingkungan sosial. Dalan konteks arisan, lansia dapat memperoleh dukungan emosional melalui observasi dan partisipasi mereka dalam interaksi yang tercipta dengan sesame anggota. Selain itu, arisan juga dapat dikaitkan dengan teori kebutuhan sosial Maslow, di mana lansia akan diberikan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan akan cinta, perasaan diterima, dan kebersamaan dalam kegiatan arisan.

Meskipun terdapat banyak manfaat, beberapa lansia mungkin menghadapi tantangan seperti masalah mobilitas atau kesehatan yang menghambat partisipasi mereka dalam arisan. Solusi yang dapat dilakukan, yaitu mengadakan arisan online atau pertemuan di tempat yang lebih ramah bagi lansia bisa dilakukan untuk mengatasi hambatan ini.

Arisan terbukti sebagai kegiatan yang berperan penting dalam mendukung kesejahteraan psikologis lansia. Melalui peranannya dalam aspek sosial, emosional, dan kognitif, arisan memberikan lebih dari sekadar kesempatan untuk berkumpul, tetapi juga mendukung kesehatan mental dan kualitas hidup yang lebih baik bagi lansia. Dengan ini, penting bagi masyarakat untuk terus mempromosikan dan menyesuaikan kegiatan sosial seperti arisan untuk mendukung lansia, tidak hanya sebagai anggota keluarga tetapi juga sebagai anggota masyarakat yang berharga.

 

DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, A., & Suryani, L. (2020). Dampak Kegiatan Sosial pada Kesehatan Mental Lansia di Indonesia. Jurnal Psikologi Indonesia, 17(1), 34-45.

Handayani, T. W. (2018). Efek Arisan sebagai Aktivitas Sosial terhadap Kesejahteraan Psikologis Lansia. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 14(2), 112-120.

Kementerian Sosial Republik Indonesia. (2023). Laporan Kesejahteraan Sosial Lansia di Indonesia. Jakarta: Kementerian Sosial Republik Indonesia.

Kurniawan, F., & Prasetyo, Y. B. (2022). Analisis Peran Arisan dalam Menunjang Fungsi Kognitif Lansia. Jurnal Neurosains Indonesia, 11(3), 155-167.

Nursifa, N. (2021). Hubungan Aktivitas Sosial Dengan Fungsi Kognitif Lansia Di Posbindu Wilayah KBB 2018. Jurnal Kesehatan Budi Luhur, 14(1).

Pratiwi, N. U., & Hartanto, D. (2019). Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Risiko Depresi dan Kecemasan pada Lansia. Jurnal Psikologi Sosial, 21(1), 48-60.

Santini, Z. I., Koyanagi, A., Tyrovolas, S., Mason, C., & Haro, J. M. (2020). The association between social relationships and depression: A systematic review. Journal of Affective Disorders, 245, 728-740. https://doi.org/10.1016/j.jad.2014.12.049

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun