Mohon tunggu...
Chelsy Angelica
Chelsy Angelica Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

beauty, make up and women stuff

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kurangnya Edukasi Seksual pada Lembaga Pendidikan Indonesia

15 Agustus 2024   14:07 Diperbarui: 15 Agustus 2024   14:10 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurangnya Edukasi Seksual Pada Lembaga Pendidikan Indonesia                 


            Edukasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga disebut dengan pendidikan, yang artinya proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Yang berarti edukasi seharusnya memberikan pengajaran yang bermanfaat dan berguna kepada orang--orang terutama pada kaum pelajar. Dalam pendidikan Indonesia sendiri dapat dilihat bahwa salah satu edukasi yang jarang dijumpai di sekolah adalah edukasi seksual dikarenakan edukasi seksual masih dianggap sebagai suatu hal yang tabu dan tak pantas untuk dibicarakan karena dianggap kotor. Padahal edukasi seksual sangat penting terlebih lagi untuk anak-anak dan remaja yang sedang mengalami perubahan seksual pada diri mereka.

            Dengan kurangnya edukasi seksual dalam lembaga pendidikan akan menyebabkan berbagai dampak sebagai berikut seperti tidak mengetahui batasan seksual antar lawan jenis, menganggap pertemuan antar organ intim hanya sekedar kontak kulit biasa tanpa mengetahui resikonya, kehamilan usia dini, binggung akan perubahan yang terjadi pada dirinya, kecanduan akan pornografi dan masih banyak lagi. Ada beberapa alasan yang membuat edukasi seksual jarang dijumpai disekolah dikarenakan takut memberikan dampak negatif jika pendidikan seksual di sekolah diadakan, diantaranya adalah : materi yang disampaikan membuat pemahaman justru ke arah yang salah dan jika tidak diajarkan dengan benar dapat menjadi masalah ejekan dan menjadi sesuatu yang selalu mengalihkan perhatian seluruh kelas. Padahal edukasi seksual memberikan banyak dampak positif seperti anak-anak memahami perubahan yang terjadi pada diri mereka, mengurangi kehamilan dini, mengetahui batasan seksual antar lawan jenis dan banyak lagi.

            Menurut survei yang ada Indonesia tidak memiliki kebijakan nasional tentang pendidikan seks, dan topik ini sering dianggap tabu atau kontroversial. Sebuah survei yang dilakukan pada tahun 2019 menemukan bahwa 65% remaja Indonesia mengatakan bahwa mereka tidak pernah melakukan aktivitas seksual apa pun (abstain primer) dan 81,6% mengatakan bahwa mereka membutuhkan pendidikan seks dengan metode offline (tatap muka). Dikarenakan media online yang ada tidak menjelaskan secara menyeluruh. Program pendidikan seks di Indonesia sendiri lebih menekankan pada potensi konsekuensi negatif dari seks pranikah, seperti HIV/AIDS, kehamilan remaja, dan tekanan emosional bukan edukasi seksual itu sendiri seperti bagaimana mengatasi saat seseorang merasa bergairah dan lainnya. Oleh karena itu masyarakat dan pemerintah harus memberikan edukasi secara menyeluruh dengan pengajaran yang tepat sehingga orang-orang terutama pelajar tidak menganggap edukasi seksual sebagai hal yang tabu lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun