Mohon tunggu...
Chelsi Inriyani
Chelsi Inriyani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Seorang mahasiswi yang sedang terus berproses.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dorong Petani Mandiri Ekonomi dengan Budidaya Kakao Melalui Program Petani Lestari

28 Juli 2022   22:38 Diperbarui: 28 Juli 2022   22:43 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kakao kini menjadi salah satu komoditas unggulan, selain lada, karet, dan kelapa di Kabupaten Berau, provinsi Kalimantan Timur. Bukti keunggulan kakao Berau adalah masuk delapan (8) besar biji kakao yang lolos seleksi Indonesian National Cocoa of Excellence 2021 dari 58 biji kakao se-Indonesia. Delapan kakao tersebut berkompetisi dalam ajang bergensi Cocoa of Excellence di Paris, Prancis, 2021.

Para petani sedang gencar - gencarnya memaksimalkan potensi perkebunan kakao, termasuk di Kabupaten Berau. Salah satu project PT. Berau Coal adalah adanya Berau Cocoa, yaitu salah satu project pengembangan ekonomi masyarakat melalui agribisnis kakao, 

yang menjadi salah satu Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) PT. Berau Coal yang bekerja sama dengan Dinas Perkebunan Kabupaten Berau dan Pusat Pengembangan Kopi dan Kakao (Puslitkoka). PT. Berau Coal melakukan pendampingan kepada petani kakao untuk mencapai standar kualitas biji terbaik, membantu pengembangan pasar serta penyiapan pabrik pengolahan kakao di Kabupaten Berau.

Pendampingan yang dilakukan PT. Berau Coal salah satunya melalui program Petani Lestari (Pelari). Program ini dilakukan di lahan buffer milik PT. Berau Coal yang kemudian dilakukan pemanfaatan dan pemberdayaan masyarakat untuk mengelola lahan buffer dengan berbudidaya kakao. Pada program ini, dilakukan pendampingan kepada masyarakat dari segi teknik budidaya kakao. 

Selain itu, juga dalam program ini, PT. Berau Coal memberikan support sarana produksi (saprodi) berupa bibit, pupuk, dan pestisida kepada masyarakat yang mengelola lahan buffer PT. Berau Coal. 

Saprodi yang disalurkan kepada masyarakat pun merupakan yang unggul dan berkualitas. Misalnya bibit kakao yang digunakan dipilihkan dari bibit yang unggul dan adaptif. Selain dari saprodi yang diberikan, pengelolaan pasca panen juga mendapat jaminan pasar yang akan dibeli dan dikelola oleh Berau Cocoa.

Hal ini dirasakan oleh Nicholas Tumin, seorang petani yang sebelumnya tidak memiliki pengetahuan yang cukup dalam melakukan pemeliharaan serta bagaimana perlakuan terhadap kakao sebelum dan sesudah panen. "Dari pendampingan itu, kami mendapatkan bimbingan secara rutin oleh tim Berau Coal. Dengan menyampaikan berbagai arahan kepada petani, khususnya tentang pemeliharaan perlakuan sebelum hingga masa panen," jelas Nicholas.

Tanaman kakao baru akan mulai berbuah pada tahun kedua atau ketiga. Oleh karena itu, melalui program ini, juga diberikan arahan kepada petani untuk menggunakan sistem tanam tumpang sari dalam berbudidaya kakao. Petani diarahkan untuk menanam kakao dengan tumpang sari dengan tanaman semusim, seperti cabai, terong, dan jagung. 

Hal ini dilakukan untuk mendorong masyarakat untuk mandiri secara ekonomi. Jadi selama kakao yang petani budidayakan belum menghasilkan, petani tetap akan mendapatkan pemasukan dari hasil panen tanaman semusim yang mereka tumpang sari-kan.

Melalui program ini, diharapkan lahan bebas buffer milik PT. Berau Coal dapat dimanfaatkan masyarakat untuk mencapai kemandirian ekonomi masyarakat sekitar tambang. Selain keamanan lahan yang diperoleh, masyarakat juga bisa merasakan manfaat dari hasil panen yang mereka peroleh baik dari budidaya kakao maupun dengan tanaman semusim yang ditumpang sari-kan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun